[77] KEMATIAN ABEL

638 26 2
                                    


VOTE+COMMENT JANGAN LUPA YAAA!

✨✨✨

"Gue-"

"Jam pelajaran akan segera dimulai, seluruh pelajar harap segera memasuki kelas masing-masing."

"Jawab dulu pertanyaan gue, Zela," desak Isyana.

Bel pertanda masuk keburu berbunyi sebelum Zela ingin mengatakan sesuatu pada Isyana. Gadis itu memilih untuk mengikuti pelajaran dulu sampai selesai.

"Sa, menurut gue kita bisa bicarain ini pulang sekolah nanti, lo bisa pegang janji gue, Sa."

"Tapi, Zel, gue butuh sekarang."

"Sa? Kalau sekarang gak akan sempet, gue janji, okey?" bujuk Zela tuk meyakinkan Isyana.

Tepat setelahnya, mereka berdua kepergok guru yang kebetulan lewat di sekitaran mereka.

"Kalian ngapain masih di sini? Masuk kelas!"

"Ayo, Sa!" Zela menuntun Isyana kembali ke kelas.

ㅡㅡㅡ

Kriett...

"Siapa kamu?"

"M-maaf, Bu..., saya terlambat masuk kelas."

Itu Abel. Dia terlihat memegangi perutnya, berdiri tak kokoh, wajahnya sedikit memucat.

"Kamu dari mana emangnya?" ucap Ibu Guru yang kini menghentikan kegiatan mengajarnya sementara.

"Saya lagi kurang enak badan, Bu. Ini baru balik dari UKS," kata Abel.

Dilihat dari kondisi luarnya, Ibu Guru itu nampak percaya kalau Abel sedang sakit.

"Kalau sakit kenapa masuk ke kelas?"

"Saya takut ketinggalan materi, Bu, jadi saya paksain ke sini, gapapa, kan, Bu?"

"Yakin kamu kuat, Nduk?"

"K-kuat kok, Bu."

"Perutnya kenapa itu?"

"Cuma sakit biasa aja kok, Bu. Nanti juga mendingan."

"Ya sudah, kamu duduk di tempat kamu, kalau misal nggak kuat bilang sama Ibu atau kamu langsung aja ke UKS."

"I-iya, Bu." Abel mematri langkah secara perlahan menuju tempat duduknya.

Isyana merasa aneh dengan Abel. Seingatnya, tadi pagi gadis itu kelihatannya baik-baik saja, sehat seperti biasanya. Pelajaran pun dilanjutkan, sampai jam istirahat tiba. Isyana menagih janji Zela tadi, dia juga mengajak Dara, dan Clarice untuk mendapatkan kesaksiannya.

"Ada apaan sih, Sa? Gue laper banget ini, lo malah ngurung kita dalem kelas gini!" ujar Clarice. Sejak tadi udah ngiler banget mikirin jajanan kantin.

"Orang ini ada perlu sama kita katanya." Isyana melirik Zela yang juga ia cegat untuk pergi ke kantin.

"Perlu apaan?" tanya Clarice.

ARDERAS [END] Where stories live. Discover now