[43] NYASAR BENERAN

995 46 1
                                    


"Kalau gitu gue gak mau milih, yang gue mau cuma lo, sekarang."

ㅡㅡㅡ















"Balikin," desak Dara meminta handphonenya kembali.

"Gak."

Gregetan. Dara mutusin buat balik ke rombongan hiking tadi, gak peduli handphonenya mau Eras sandra sampai besok pun.

Dara berbalik badan dengan cepat, hingga uraian rambut panjang sepunggungnya itu mengibas dengan sempurna.

Arderas menarik tas carrier yang dibawa gadis itu, membuat Dara reflek memundurkan langkahnya. "Mau kemana?" tanya Eras dengan tangannya yang masih menahan tas carrier itu dengan kuat.

"Nyusul yang lain lah! Nanti keburu jauh!"

"Ngapain? Lagian pasti udah ketinggalan jauh." Ucap Eras mempengaruhi.

"Gue yakin belum terlalu jauh. Pasti masih bisa disusul."

"Gausah ngeyel, yang ada lo yang nyasar nanti."

"Gak bakal gue nyasar disini. Kalo iya, itu gara-gara lo."

"Kok jadi gue?"

"Ya emang!"

"Yaudah, gapapa nyasar, yang penting ada temennya. Yagak?"

"Sinting! Ogah banget gue!" ketus Dara, "lo aja sana."

"Gamau, mau nya berdua."

"Itu udah berdua, lo, sama bayangan lo."

"Yaudah, berempat, ditambah lo sama bayangan lo kalo gitu."

"Ge." Balas Dara yang singkat, padat, dan jelas.

"Balikin handphone gue sekarang, abis itu ikut gue nyusul anak-anak yang lain, atau lo mau tetep disini, terserah."

"Nanti gue balikin."

"Sekarang ..."

"Kalau nyusul mereka kejauhan, mending lewat jalan pintas." Kata Eras dengan mimik wajah meyakinkan.

"Mana ada jalan pintas, gak usah ngada-ngada deh!"

"Gak percaya?"

"Gak sama sekali."

"Yaudah, makanya lo ikut gue, kita lewat jalan pintas. Nanti sampe duluan di puncak gunung."

Detik selanjutnya, Arderas menggengam tangan Dara, kemudian menariknya untuk ikut bersamanya.

"Apa-apaan! Gue gak mau ikut!"

Arderas tidak mendengarkan Dara, hanya melanjutkan langkahnya dengan cepat sambil tangannya terus memegangi tangan Dara, memastikan gadis itu tetap bersamanya..

"Tunggu dulu, tapi jalannya tadi bukan kesini, harusnya kesana!"

"Udah diem, kalo bawel terus makin mirip nenek lampir."

"Sembarangan!"

ㅡㅡㅡ


Sudah lumayan lama mereka berjalan. Daritadi hanya ada pepohonan lebat dan semak-semak yang ada. Ditambah gelapnya hutan tanpa ada sinar rembulan yang menembus.

"Ini bener jalannya?" tanya Dara sambil melihat sekitarnya.

"Bener." Jawab Eras yang masih memimpin di depan.

ARDERAS [END] Where stories live. Discover now