*:..。o○ Yugi Tsukasa x Male! Reader ○o。..:*

91 8 2
                                    

Terimakasih banyak atas requestnya > <Semoga gak terlalu mengecewakan dan masih bisa dinikmati ya🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terimakasih banyak atas requestnya > <
Semoga gak terlalu mengecewakan dan masih bisa dinikmati ya🙏

■□■□■□■□■■□■□■□■□■■□■□■□■□■

★ Obsession ★
☆ Yugi Tsukasa x Male! Reader ☆
★ Start ★

.
.
.

"Psstt... Psstt... [Y/N]!"

Aku melirik singkat kearah bangku sebelahku tempat dirinya berada lalu kembali memperhatikan guru di depan kelas.

"Yuhuu~ [Y/N]-kun, haloo apa kabarr? Oi, jawab!" pemuda (hantu) itu masih tidak menyerah untuk membuatku menanggapinya.

Aku melirik nya singkat lagi, "Diam kau wahai setan yang terkutuk!" ucapku setengah ketus dengan suara berbisik.

Tsukasa tersenyum, ia menodongkan pisau yang entah sejak kapan berada di tangannya padaku, "Kau bilang apa tadi?"

Aku tersenyum miring, "Apa ada yang salah dengan perkataanku? Kau kan memang setan."

Pisaunya menghilang entah kemana. Tsukasa menggoyang-goyangkan tubuhku sambil merengek, "[Y/N] jahat! Aku itu hantu, bukan setan! Pokoknya kau harus minta maaf! Ayo cepat minta maaf!"

"Hmm? Tapi aku tidak salah. Hantu dan setan itu sama saja kan?" ucapku acuh tak acuh.

Tsukasa yang sudah menjadi hantu melayang ke belakangku dan memukuli pelan kepalaku sambil sesekali menjambak rambutku, "Beda! Meskipun mirip tapi hantu dan setan memiliki makna yang berbeda! Ayo cepat minta maaf! Kalau kau tidak minta maaf, aku akan menggentayangimu!"

"Kau kan sudah menggentayangiku." ucapku datar, tentu dengan suara berbisik karena tidak ingin dicap gila karena berbicara dengan hantu.

"Kalau begitu, aku akan menempelimu!" ucap Tsukasa lagi.

"Kau sudah menempeliku." balas ku datar.

Tsukasa beralih memukuli punggungku dengan cukup kencang, "[Y/N], pokoknya kau harus memperhatikanku! Jangan perhatikan gurunya! Perhatikan saja aku!"

"Bagus. Kebetulan aku sedang sakit punggung. Oh, jangan hanya dipukul seperti itu. Lebih baik dipijat juga." ucapku masih acuh tak acuh.

"Kenapa aku malah beralih menjadi tukang pijat?!" protesnya tak terima.

"Oh, iya juga ya... Lagipula kau sudah menjadi hantu, tapi kenapa masih bisa menyentuhku? Aneh..." gumamku.

Our Stories (Anime ver) Where stories live. Discover now