*:..。o○ Honda Kiku (APH Japan) x Reader ○o。..:*

86 8 0
                                    

❃.✮:▹ Wanderer ◃:✮.❃
☆ Honda Kiku (APH Japan) x Wanderer! Reader ☆
★ Start ★
.
.
.

Sejak sekitar tiga atau empat tahun lalu, aku hidup dengan berkelana kesana-kemari tanpa ada tujuan yang pasti. Ayahku telah tiada karena sakit keras saat aku masih berusia sepuluh tahun, sedangkan Ibuku tiada sejak terjadi peperangan di negeriku tiga tahun lalu.

Berkat peperangan itu, rumahku telah hancur lebur bersatu dengan tanah.

Kini aku sudah tidak punya tempat untuk kembali lagi. Negeri kelahiranku kini telah dikuasai oleh para orang asing yang begitu kejam hingga aku memutuskan untuk pergi sejauh mungkin.

Jujur, selain merasa jadi gelandangan, aku juga jadi merasa seperti kriminal.

Mencari makanan sisa di tempat sampah, tidur di sembarang tempat, dan seringkali mencuri uang untuk sekedar membeli roti untuk mengganjal rasa laparku. Itulah kehidupan sehari-hari ku sambil terus berkelana walaupun tanpa tujuan.

Ah, rasanya aku jadi rindu kehidupanku yang dulu... Saat aku masih kecil dulu, saat keluargaku masih utuh, kami makan enak bersama di meja makan sambil bercerita tentang berbagai hal. Rasanya saat-saat itu sangatlah damai dan hangat.

Saat sedang asyik bernostalgia dengan kenangan masa lalu, hujan deras tiba-tiba saja turun membuatku menjadi basah kuyup seketika.

Walaupun aku tahu kalau itu percuma, aku berlari mencari tempat teduh sambil melindungi kepalaku dari air hujan dengan kedua tanganku.

Karena sekarang sudah malam, ditambah dengan hujan deras, penglihatanku menjadi semakin terbatas. Agak sulit menemukan tempat berteduh yang aman dengan keadaan seperti ini.

Aku pun berhenti berlari sambil berusaha melindungi diriku dari air hujan dan hanya berjalan biasa dengan pandangan tertunduk.

Kalau dipikir-pikir lagi, bukankah yang selama ini ku lakukan adalah hal sia-sia? Kini aku sudah sebatang kara, bahkan tidak punya tempat tinggal. Lalu untuk siapa aku masih berjuang menjalani keseharian yang melelahkan ini? Aku bahkan tidak punya tujuan atau orang yang menantiku, lantas untuk apa aku berkelana mencari sesuatu yang masih belum pasti?

Langkahku terhenti, dan pendengaranku terasa semakin samar. Bahkan suara hujan deras yang seharusnya terdengar keras pun kini hampir tak bisa ku dengar.

'Tap'

"Nona?"

'Deg!'

Aku langsung tersentak kaget saat merasakan ada seseorang yang menepuk bahuku serta mendengar suara asing yang tak pernah ku dengar sebelumnya.

Begitu berbalik ke belakang, dapat ku lihat seorang pemuda yang sepertinya sebaya denganku dengan surai berwarna hitam serta netra kecoklatan miliknya.

"Ah, maaf! Saya tidak bermaksud untuk mengagetkan Anda!" ucapnya yang sepertinya merasa bersalah setelah melihatku yang sempat tersentak kaget.

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Lagipula itu salahku sendiri yang melamun tadi." ucapku yang mencoba bersikap ramah.

Pemuda yang masih belum ku ketahui namanya itu menatapku dalam diam dengan pandangan yang tak dapat ku artikan. Tatapan matanya yang nampak tenang entah mengapa terasa dalam disaat yang bersamaan ketika aku mencoba menyelami kedua netra cokelat miliknya.

Our Stories (Anime ver) Where stories live. Discover now