*:..。o○ Feliciano Vargaz (APH Italy) x Reader ○o。..:*

101 8 34
                                    

❃.✮:▹ Pasta ◃:✮.❃
☆ Feliciano Vargaz (APH Italy) x Reader ☆
★ Start ★

.
.
.

Lagi-lagi Ibu dan Ayah bertengkar. Kenapa mereka suka sekali bertengkar sih? Berisik, tahu! Mana ada hadiah piring-piring terbang pula. Kan jadinya aku tidak betah dirumah.

Tapi disini dingin sih...

Yah, wajar saja. Lagipula ini sedang musim dingin.

Saat aku sedang sibuk merenung, tiba-tiba ada sepasang tangan yang menutup kedua mataku.

"Tebak siapa aku, ve~?"

Sebuah senyuman simpul muncul dengan sendirinya ketika aku tahu siapa yang menghalangi penglihatanku dengan kedua tangannya.

"Feli." jawabku.

Orang itu--Feli--langsung melepaskan tangannya dan beralih duduk di sebelahku, "Ve... Kenapa kau bisa langsung tahu?"

"Dari semua orang yang ku kenal, hanya kau yang mengatakan 've' hampir di setiap kalimatmu." jawabku terus terang.

Feli hanya menanggapinya dengan terkekeh cengengesan.

Tiba-tiba dia berseru, "--Eh, bukan!"

Aku mengernyit bingung, "Hah? Apanya?"

Feli menoleh kearahku dan tersenyum teduh,

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanyanya yang tumben-tumbenan tidak menggunakan ciri khas nya.

Aku langsung terkesiap setelah mendengarnya. Pertanyaan itu, tatapan lembut itu, membuat mataku hampir terasa berkaca-kaca karena merasakan kepedulian dan ketulusan disana.

Tapi karena aku tidak ingin membuatnya khawatir dengan masalahku yang hanya sepele ini, aku pun mencoba menunjukkan senyumanku yang seperti biasa padanya,

"Baik." jawabku.

Tatapan polos yang membuatnya semakin nampak imut ia arahkan padaku sambil sedikit memiringkan kepalanya, "Ve...? Apa kau yakin?"

Aku mengangguk, "Tentu! Lagipula, ini musim dingin kesukaanku. Jadi perasaanku sedang sangat baik sekarang!"

"Vee~! [Name], ayo kita jalan-jalan!" ajaknya dengan nada ceria seperti biasa.

"Jalan-jalan? Kemana?" tanyaku.

Dengan enteng dia menjawab, "Ke rumahku! Kau mau kan, ve~?"

"Uhmm, tapi aku belum pernah main ke rumah orang..." ucapku agak ragu.

"Tenang saja, ve! Kita kan sudah berteman, dan main ke rumah teman itu hal yang wajar kan, ve~?" ujarnya sambil berputar-putar kesana-kemari.

Aku kembali tersenyum melihat tingkahnya. Padahal ku kira laki-laki itu menyeramkan, tapi ternyata ada juga laki-laki yang imut dan periang sepertinya ya?

"Iya juga ya." sahut ku yang sontak membuatnya menghentikan putarannya.

Feli mengulurkan tangannya padaku dengan senyuman cerahnya, "Ve! Ayo ke rumahku dan kita makan pasta bersama sampai kenyang, ve~!"

Aku menerima uluran tangannya dan beranjak berdiri dengan dibantu olehnya.

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, tautan tangan kami yang terjalin tidak pernah terlepas. Karena aku hampir tidak pernah bergandengan tangan dengan seseorang, awalnya aku merasa agak aneh dan canggung saat bergandengan tangan dengannya.

Berkali-kali aku melepaskan tanganku dari genggamannya, dan berkali-kali pula dia meraih tanganku kembali dalam genggaman tangannya yang agak lebih besar dari tanganku.

Our Stories (Anime ver) Where stories live. Discover now