*:..。o○ Nanase Riku x Reader ○o。..:*

123 10 2
                                    

❃.✮:▹ Call My Name ◃:✮.❃
☆ Nanase Riku x Reader ☆
★ Start ★

.
.
.

Sejak aku melihatnya yang menyanyi dan menari diatas panggung dengan senyuman, aku yang selalu hidup tanpa impian dan tujuan pun akhirnya mulai menemukan impianku.

"Aku ingin menjadi seorang idola sepertinya."

Ya, itulah impianku saat ini.

Mereka para idola telah menghibur dan memotivasi banyak orang dengan lagu-lagu yang mereka bawakan diatas panggung. Dan akupun menjadi salah satu orang yang telah termotivasi oleh mereka.

Karena mereka, senyumanku yang telah lama hilang telah kembali tanpa ku sadari saat melihat aksi konyol mereka saat tampil di suatu acara TV. Karena lagu-lagu mereka, hatiku yang terasa dingin dan mati rasa kembali menghangat. Karena mereka, air mata kesedihan dan kesepian berganti menjadi air mata bahagia.

Untuk pertama kalinya, aku berpikir bahwa aku ingin menjadi lebih kuat, ingin berusaha mencapai sesuatu, ingin hidup sedikit lebih lama lagi.

Tapi apa yang ku dapat? Cacian, makian, ejekan, dan hal yang tak mengenakkan lainnya.

Mereka bilang aku tak pantas menjadi idola karena wajahku yang buruk rupa, mereka bilang mustahil bagi orang sepertiku untuk tampil diatas panggung seperti apa yang ku impikan.

Mereka, bahkan keluargaku sendiri selalu saja mengejek impianku.

Kini aku tengah berdiri di depan cermin berukuran setengah badan yang tertempel di salah satu sisi lemariku. Aku memandangi tampilan ku di cermin dengan tatapan kosong.

Yang mereka katakan memang benar. Seorang gadis buruk rupa sepertiku memang tak pantas menjadi idola. Bahkan sekarang aku terlihat kacau dengan luka-luka memar juga sayatan yang terlihat di hampir seluruh bagian tubuhku.

Ku rasa mereka benar. Lebih baik aku menyerah saja akan impianku. Lebih baik impian itu ku buang jauh-jauh sampai aku tak bisa lagi melihat impian itu.

Tapi kenapa rasanya berat? Padahal sudah jelas kalau impianku itu mustahil untuk tercapai, tapi kenapa aku masih belum rela melepaskannya? Padahal kenyataannya sudah terlihat jelas, tapi kenapa masih terasa perih?

Ah, lagi-lagi air mataku mengalir sendiri.

'Puk'

"[Name]?"

Aku terlonjak kaget saat ada yang menepuk bahuku dan memanggil namaku--lebih kaget lagi saat melihat sosok pemuda bersurai merah yang menjadi teman masa kecilku sekaligus idolaku.

Nanase Riku.

"Riku?! Sejak kapan-?! Apa yang kau lakukan disini?!" tanyaku heboh.

"Aku baru sampai sih... Tadinya aku mau mengajakmu jalan-jalan sebentar selagi jadwalku sedang kosong." jawabnya santai.

"T-ta-tapi bagaimana kalau ada yang tahu?!" tanyaku lagi.

"Tenang saja, aku bisa menyamar, jadi aman." jawabnya lagi.

Entah mengapa kini aku tak bisa berkata-kata.

Our Stories (Anime ver) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant