✿ Bab 6.

83 73 27
                                    

➹ Memories

- - -

Hari terus berlalu, cuaca yang perlahan mulai semakin dingin membuat sebagian orang akan mencari tempat dan memakai pakaian yang hangat.

Sambil memakai selimut untuk membaluti tubuhnya, Ivy pun duduk di dekat perapian yang selalu menyala di rumahnya.
Beberapa ketukan terdengar dari luar Rumahnya, saat mencoba melihat ke Jendela, Ivy melihat Nolan sedang berdiri menunggunya.

"Nolan!" Ivy selalu memperlihatkan senyuman yang merekah ketika Ivy menyebut namanya.

"Selamat pagi, Ivy."

"Ayok, silakan masuk." Ivy segera merapikan barang - barang yang tergeletak di beberapa tempat.

"Tidak usah, aku akan langsung berbicara pada intinya saja. Begini, aku ingin mengajakmu ke Danau yang ada di dekat sini. Apa kamu mau ikut denganku?"

"Ya!! Aku mau!"

Nolan memberikan waktu untuk Ivy mengganti pakaiannya, sehabis itu Ivy keluar dari rumahnya dan mengunci pintunya. Pada saat Ivy menoleh dan berbicara pada Nolan, tiba - tiba Nolan memakaikan Syal ke Leher Ivy.

"Terima kasih, ini membuatku jadi lebih hangat."

Sinar matahari pada hari ini tidak terlalu cerah seperti biasanya, sembari terus berjalan mereka selalu melewati pepohonan yang tinggi.
Pandangan Ivy beralih pada Danau yang ada di depannya, Ia langsung berlari agar bisa lebih dekat melihat Danau itu.

"Hati - hati, Ivy tolong perhatikan langkahmu."

Ivy terus berputar - putar untuk melihat pemandangan yang Indah ini. Ia terus menampakkan ekspresi bahagianya. "Nolan? Ayok pergi ke sini untuk seterusnya, aku ingin sekali melihat indahnya Danau ini saat musim panas tiba."

Nolan tidak mengatakan apa pun namun, dia menghampiri Ivy dan pelan - pelan Nolan menggerakkan kepala Ivy untuk melihat ke Perahu yang ada di tepi Danau.

"Sepertinya seru jika kita naik perahu itu, mau?"

"MAU DONG!!!"

Nolan terlebih dahulu naik ke perahu, dia mengulurkan tangannya dan meminta Ivy untuk memegangnya, ketika mereka sudah duduk, Nolan mulai mendayung dan perahu pun perlahan bergerak.

"Wah! Coba rasakan, airnya dingin sekali."

Sesudah hampir mengelilingi sekitaran Danau, Ivy meminta Nolan untuk menepi dan turun dari perahu, karena cuacanya perlahan menjadi sangat dingin dan menusuk tulang.

"Sebaiknya kita pulang saja, oke Ivy?"

Ivy mengangguk, saat Ia mulai berjalan Ivy berhenti sejenak dan memandangi langit. "Turun salju," Ucap Ivy. Ia masih terus menatap langit, bahkan sampai matanya tidak berkedip sama sekali. Dan, seketika ada serpihan ingatan yang terlintas dalam otaknya, "Saat salju turun, artinya musim dingin sudah tiba. Ah, aku ingin sekali memelukmu, kemari Ivy, datanglah ke pelukanku."

Lagi - lagi di saat seperti ini, kepalanya mulai sakit dan Ivy mulai menangis, karena merasakan tubuhnya mulai lemas, Ivy pun hampir terjatuh, untungnya Nolan berhasil menahannya. Tidak ada pertanyaan yang keluar dari mulut Nolan, dia justru langsung menarik Ivy kepangkuannya dan perlahan mulai menggendong Ivy.

"Aku tidak apa - apa, jadi turunkan aku Nolan."

Nolan menghiraukan perkataan Ivy, dia terus berjalan sembari menggendong Ivy.

"Nolan, terima kasih."

"Ya, untuk sekarang tolong pegang lebih erat, aku tidak ingin kamu terjatuh lagi."


***

Gimana? Lanjut gakkkk niihhh?

Have a nice day!
Jangan lupa follow dan vote juga

Makasih ✿


𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚎𝚓𝚊𝚔 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛 ✨️

— 𝚜𝚒𝚜𝚢𝚢𝚢_𝟶𝟹

Memories [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora