✿ Bab 5.

88 80 21
                                    

➹ Memories

- - -

Sembari memandangi langit, mereka duduk di kursi yang tersedia di rumah Ivy. Pelan - pelan Ivy mulai memulai obrolan, "Nolan, bagaimana kamu tahu aku sedang pergi ke kota?" Tanya Ivy, Ia menatap Nolan dengan menampakkan raut wajah penasarannya.

"Saat itu, aku melihatmu pergi menaiki mobil."

"Ohh, seperti itu rupanya. Nolan? Kamu tahu tidak? Saat aku pergi dengan kakakku, aku mengunjungi banyak tempat, aku pergi ke Cafè, aku pergi ke pusat perbelanjaan, aku makan di restoran dengan pemandangan yang cantik dan banyak lagi."

Ivy begitu asyik bercerita pengalamannya selama pergi dengan kakaknya, sehingga seketika Ivy tersadar dan menghentikan pembicaraannya.

"Kenapa berhenti?"

"Tidak, hanya saja rasanya sedikit aneh, aku tidak bisa melihat ekspresimu saat kita sedang mengobrol seperti ini."

"Apa kamu masih penasaran?"

"Tentu, masih ada sedikit rasa penasaran dalam diriku. Namun, ada satu hal yang aku sadari sejak berbicara denganmu, ternyata kamu tidak semenyeramkan itu."

"Eh? Apa aku terlihat seperti itu?"

"Hm? Kamu tidak menyadari itu? Kamu memakai topeng yang menyeramkan, yang membuat semua orang di Desa ini menganggapmu seperti itu."

Dalam hitungan detik saja, suasananya jadi senyap, Nolan tidak lagi menjawab obrolannya. Ivy menelaah lagi apa yang baru saja Ia ucapkan, karena takut Nolan tersinggung dengan perkataannya, Ivy masuk ke dalam rumahnya dan keluar lagi sambil menggendong Owie menggunakan kedua tangannya.

"Hey, ini kucing kesayanganku namanya Owie," Tutur Ivy.

"Lucu sekali, boleh aku memegangnya?"

"Boleh saja, kebetulan Owie ini kucing pintar dan penurut, jadi dia tidak akan berontak."

Ketika Owie ada di pangkuan Nolan, Owie langsung merasa nyaman dan mengeluarkan suara dengkurannya.

"Owie?! Kamu terlihat sangat senang bersama Nolan? Huhh! Dasar kucing manja!"

Esoknya, pada saat matahari mulai terbenam Ivy berlari kecil, Ia tidak akan berhenti melangkah, sampai Ia menemukan tempat yang cocok untuk melihat indahnya Senja.

Ivy sedikit mengatur langkahnya dan berhenti di sebuah Pohon besar yang terdapat Ayunan. Ia duduk dan kedua tangannya memegang tali, lalu perlahan dengan bantuan kakinya Ia mendorong Ayunan itu.

"Hai," Kemunculan Nolan dari belakangnya, membuat Ivy sedikit kaget.

"Nolan?! Sejak kapan kamu ada di sini?"

"Baru saja."

"Eh iya, semalam aku lupa untuk memberimu sesuatu, sini tanganmu." Ucap Ivy. Nolan mengulurkan lengannya, lalu Ivy segera memasangkannya, "Sudah, aku membuat gelang ini sendiri tahu, karena di Tokonya bersedia untuk mengajarkan cara membuatnya."

Ketika sedang berhadapan, Nolan tiba - tiba mendekatkan wajahnya pada Ivy, dia terus berada di keadaan itu sampai Ivy tidak kuat menatapnya dan memalingkan wajahnya.

"Menyedihkan," Ucap Ivy dengan sedikit tawanya.

"Hm?"

"Di suasana seperti, aku benar - benar ingin melihat wajahmu."

Tangan yang gemetar, perlahan menyentuh dan mengusap rambut Ivy, "Aku berjanji, suatu saat nanti kamu pasti akan melihat wajahku."

"Kamu harus tepati itu."

"Tentu. Ivy? Apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi?"


***

Gimana? Lanjut gakkkk niihhh?

Have a nice day!
Jangan lupa follow dan vote juga

Makasih ✿


𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚎𝚓𝚊𝚔 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛 ✨️

— 𝚜𝚒𝚜𝚢𝚢𝚢_𝟶𝟹

Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang