✿ Bab 1.

167 131 94
                                    

➹ Memories

- - -

Matahari perlahan mulai menampakkan cahayanya, setiap hari Kakaknya selalu membangunkan Ivy yang masih terlelap di kasurnya. Setelah melakukan berbagai cara, akhirnya Ivy terbangun, Ia berjalan sempoyongan untuk membasuh wajahnya.

"Kakak sudah menyiapkan sarapan untukmu, jangan lupa di makan!"

Pandangan Ivy melirik pada setiap sekeliling Ruangan, Ia juga berjalan untuk memeriksa beberapa ruangan di rumahnya.

"Kak! Owie ada di mana?"

"Tuh, paling juga ada di luar Rumah."

Dengan sigap Ivy segera bergegas keluar Rumahnya, untuk mencari kucing peliharaan yang sangat Ia sayang.

Dengan sigap Ivy segera bergegas keluar Rumahnya, untuk mencari kucing peliharaan yang sangat Ia sayang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Owie! Ke sini kamu!" Teriak Ivy.

Saat kembali ke rumah sembari menggendong Owie, Ivy kaget karena melihat Kakaknya membawa barang yang sangat banyak.

"Ivy, Kakak harus tinggal di Kota sekiranya selama dua Bulan, karena ada pekerjaan yang harus di tuntaskan. Kamu baik - baik di sini. Jangan pernah keluar malam dan jangan pernah membukakan pintu pada orang yang tidak kamu kenali, Ingat pesan Kakak!"

"Tapi, apa nanti Kakak benar - benar tidak akan mengunjungiku sama sama sekali?"

"Maaf Ivy, kakak baru bisa pulang saat Pekerjaan sudah selesai."

Mereka saling berpelukan sebagai salam perpisahan, dan tidak ada pilihan lain, karena begitulah pekerjaan Kakaknya. Setiap harinya Zara selalu pulang - pergi dari Pedesaan ke Kota. Namun, kali ini Kakaknya benar - benar tidak bisa mengunjungi Ivy sama sekali.

Perlahan senja mulai datang, Ivy segera menutup Jendela dan pintu rumahnya dengan rapat. Ia menghabiskan waktunya dengan mengajak Owie bermain. Lalu, Ketika rasa bosan sudah melandanya, Ivy memilih untuk berbaring di kasurnya.

Tiba - tiba, rasa penasaran terbesit dalam otak Ivy. Ia bersiap untuk pergi ke luar Rumahnya. Tidak tahu apa yang memengaruhi pikiran Ivy, tapi sudah jelas Ia melanggar apa yang Kakaknya ucapkan.

"Owie? Aku mau keluar, kamu jaga Rumah yah."

Ivy terus berjalan, di gelapnya awan berwarna kelabu. Ia melewati aliran air, pelan - pelan Ivy melangkah melampaui bebatuan. Sementara itu, Pandangannya berpaling ke seseorang yang berada di tepi, dia duduk di dahan pohon yang sudah tumbang. Spontan Ivy mengeluarkan senyuman tipis, Akhirnya aku menemukan kamu.

"Hai!" Ivy menyapanya. Tetapi dia diam dan tidak bereaksi apa pun. "Um, Namaku Ivy," Karena melihat dia hanya diam, Ivy merasa sedikit kesal lalu pergi meninggalkannya.

Kenapa dia selalu diam? Apa dia hantu? Muncul banyak pertanyaan dalam pikirannya.

Terdengar Ponsel Ivy berdering secara berulang - ulang, Ia menghiraukan itu dan tetap melanjutkan tidurnya.

"Ivy!" Teriakan dari sang Kakak sangat mengejutkannya.

"Kakak?! Loh? Ternyata aku angkat teleponnya, hehee."

"Bagus yah, kakak bicara dari tadi enggak kamu dengarin."

Yah, setelah itu Ivy melakukan kegiatannya seperti biasa. Di siang hari Ia bermain dengan Owie di sekitaran Rumahnya. Dan mendadak ada dia di samping Ivy, "Eh? Sejak kapan kamu ada di sini? Loh?"

Dia mengeluarkan sedikit tawanya, "Selama ini, tidak ada yang pernah berani menghampiriku, tapi ada apa denganmu? Kamu justru datang dan bahkan langsung memberi tahu Namamu."

"Tidak ada alasan jelas, aku hanya penasaran denganmu. Apa kamu tidak pernah melepas Topeng itu? Dan apa kamu bisa melihat semuanya dengan jelas?"

"Hahaa, hebat sekali kamu langsung berbicara pada intinya."

"Apa aku boleh membukanya?"

"Tidak sembarang orang bisa membuka topengku."

Ivy menampakkan raut wajah Kecewanya, "Padahal aku ingin melihat wajahmu."

"Kenapa? Apa kamu takut jika di balik topeng ini Seorang pria paruh baya? Hahahaha."

"Tapi kalau di lihat dari postur tubuhmu, kamu sepertinya seumuran denganku."

Setiap mendengar jawaban Ivy, dia selalu tertawa. Tak lama dari itu, dia beranjak dari duduknya, "Dengan memakai ini, aku masih bisa melihat semuanya dengan jelas, Ivy."

"Oh, begitu."

"Namaku Nolan, sampai nanti, Ivy." Dia langsung pergi setelah mengatakan itu.

***

Gimana? Lanjut gakkkk niihhh?

Have a nice day!
Jangan lupa follow dan vote juga

Makasih ✿


𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚎𝚓𝚊𝚔 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛 ✨️

— 𝚜𝚒𝚜𝚢𝚢𝚢_𝟶𝟹

Memories [END]Where stories live. Discover now