30.

22.3K 1.1K 49
                                    

Let's start!

Rajendra menghampiri sang istri yang memejamkan matanya diatas bed rumah sakit.

"Sayang." Panggil Rajendra.

Mendengar suara suaminya, Maureen dengan perlahan membuka matanya, "mana anak aku?" Tanya sang istri.

"Lagi dibersihin dulu, kondisinya sehat dan bayinya cowo," Jawab Rajendra dengan halus.

"Makasih dan maaf." Lanjut Rajendra

"Buat?"

"Mau pertahanin anak kita sampai 9 bulan lamanya di usia kamu yang masih semuda ini, dan maaf cita-cita kamu jadi terhalang karna aku." Kata Rajendra dengan tulus.

"Sama-sama, tapi buat cita-cita? kita udah obrolin ini sebelumnya, kamu jangan bilang maaf terus." Jawab Maureen sambil mengelus tangan Rajendra yang ada disampingnya.

Rajendra tersenyum kemudian mengecup dahi sang istri.

Kemudian terdengar suara pintu yang dibuka serta diiringi suara tangisan yang kencang berasal dari gumpalan yang sudah diberikan pakaian.

"Maureen, bayinya kasih nen dulu." Kata Rena sambil membantu Maureen duduk.

"Aku gak tau caranya."

"Mama bantu pelan-pelan." Kata Rena sambil membantu memindahkan bayi kecil itu dari pangkuan suster ke pangkuan Maureen.

Rajendra hanya terdiam memperhatikan sang istri.

"Saya pamit dan jika butuh bantuan biar tekan tombol darurat." Kata suster pada Rajendra kemudian keluar setelah dibalas anggukan.

"Terus gimana?" Tanya Maureen pada mama mertuanya.

Rena memberitahu langkah-langkahnya hingga Maureen paham.

"Jangan nipple yang di kasih tapi areola, kalo nipple doang yang masuk, nipple kamu bisa lecet sampe berdarah." Tutur mertuanya

Maureen mengangguk mengerti.

"Nyaman gak itu?" Tanya Rajendra pada sang istri.

"Ngilu dikit."

"Air susunya ada?" Tanya mama mertuanya.

"Ada, tapi kayanya gak banyak." Jawab Maureen.

"Nanti kamu bantu pijit aja jen."

"- oh, namanya siapa ren?"

"Aku belum kepikiran, coba tanya Rajendra."

"Gazuel jagviero." Jawab Rajendra tanpa ditanya.

"Gantengnya, dipanggil apa?" Tanya Rena lagi.

"Zuel aja shh." Kata Maureen ikut menyahuti dengan sedikit rintihan di akhir.

Rena mengangguk.

"Kalo gitu, mama pamit pulang ya." Kata Rena pada keduanya.

"Buru-buru banget?" Tanya Maureen.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang