3.

373K 9.1K 229
                                    

Minor sadar diri ya.

Rajendra mendorong tubuh Maureen hingga gadis itu terlentang di ranjang miliknya itu.

"Rajendra udah ya, gak ada kaya gitu lagi." Peringatan Maureen pada Rajendra, namun ia tidak mendengarkan Maureen sama sekali.

Rajendra menaikan satu alisnya kemudian mengukung tubuh istrinya, keadaan maureen masih sama. yaitu setengah naked.

"Udah sialan!"

Laki-laki di hadapannya tidak mendengarkan sama sekali, ia malah mengelus leher gadis itu menggunakan jari telunjuknya.

Dari leher turun ke payudara, membuat menggelinjang. namun saat Rajendra melewatkan bagian putingnya, Maureen merasa geram.

Ia langsung menyentak tangan Rajendra dengan wajah yang kesal, Rajendra langsung menatap Maureen dengan wajah menantang.

"Sange lo?" Tanya Rajendra di akhiri kekehan.

Maureen tidak menjawab ia mendorong tubuh Rajendra, namun Rajendra tidak tergeser sama sekali. laki-laki itu hanya tersenyum menantang.

"Yakin nih nggak sange?" Tanya Rajendra sambil menyentil nipple milik Maureen.

"Ahh sakit goblok."

"Gak boleh ngomong kasar sama gue."

"Bacot ah, minggir!" suruh Maureen sambil memberontak, semakin Maureen memberontak. Semakin Rajendra berpikir juga untuk berbuat licik, pada istirnya itu.

Rajendra sudah memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

Ia sudah berniat akan membolos hari ini dan mengajak Maureen untuk.., laki-laki itu kemudian menjauh dari tubuh Maureen.

Sambil membetulkan celananya, ia keluar dari kamar itu. dan mendengar helaan nafas Maureen.

Rajendra tidak memikirkan hal itu sama sekali, hal yang ada di pikirannya hanya berbuat curang pada gadis itu.

Laki-laki itu turun untuk membuat kopi dan susu, kopi untuk dirinya sedangkan susu untuk Maureen.

Sebenarnya Rajendra tidak terlalu menyukai kopi, namun untuk kali ini ia memaksakan diri.

15 menit berlalu kini Rajendra sudah kembali ke dalam kamar sambil membawa susu dan kopi itu.

Di dalam kamar tidak terlihat siapapun, namun ada suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Rajendra yakin bahwa Maureen sedang mandi.

Sambil menunggu Maureen ia bermain game bersama sahabat-sahabat nya, di handphone miliknya. namun saat di tengah panasnya perang di dalam game.

Maureen membuka pintu dengan sedikit keras, membuat Rajendra langsung mengalihkan tatapannya kearah pintu kamar mandi.

Pemandangan yang indah, ia melihat Maureen sedang mengeringkan kakinya di keset kamar mandi.

Gadis itu menggunakan handuk putih di atas lutut, bahu putihnya terekspos. membuat Rajendra meneguk salivanya kasar.

"Apa lo!" Sentak maureen membuat dirinya tersadar kembali.

"Apa?"

"Lo yang apa liat-liat kaya gitu, gue tau badan gue emang bagus." ucap maureen dengan nada sombongnya.

"Awas handuk lo melorot tuh." tunjuk Rajendra dengan matanya.

Maureen langsung membenarkan handuknya kemudian berjalan kearah ranjang, untuk mengecek handphone nya.

Rajendra sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Maureen, ia tersenyum melihat Maureen duduk di samping ranjang.

Rajendra melempar handphone nya ke sembarang arah, namun Maureen tidak terganggu sama sekali.

Rajendra memeluk Maureen dari belakang, membuat Maureen tersentak kemudian memukul tangan Rajendra.

"Apaan sih, lepas ah gue mau sekolah."

Rajendra tidak menghiraukan ucapan Maureen, ia malah berbisik di leher Maureen.

"Ren.."

"Jangan kaya gini Rajendra, gue mau sekolah. ini juga masih pake handuk, kalo mau peluk ntar aja. tunggu gue udah pake baju," ucap Maureen. ia merasa Rajendra mengelus perutnya pelan.

"Ehm.. wangi," Rajendra mengendus leher Maureen sambil menutup matanya. Ia rasa Maureen menggunakan sabun miliknya, yang berbau lemon.

"Lepas dulu bego." Suruh Maureen pada Rajendra, sambil memberontak.

Rajendra merasa kesal dengan apa yang Maureen lakukan, ia menarik Maureen hingga terlentang. Kemudian ia mengukung nya, handphone Maureen terjatuh ke lantai.

"Skip lah, buat hari ini."

"Gak, temen-temen gue udah nungguin itu"

"Ngelawan lo sama gue?" Tanya Rajendra sambil menatap gadis itu dengan tajam.

"Mana ada ngelawan, orang gue mau sekolah!" Elak Maureen pada Rajendra.

"Buktinya lo gak nurut waktu gue bilang, gak ada sekolah buat hari ini."

"Y-ya kan gue udah di tungguin, minggir lo. gue mau pake baju," Suruh Maureen yang berharap Rajendra akan mengikuti ucapannya.

Dan benar, Rajendra mengikuti ucapannya. Rajendra menjauh dari tubuhnya.

Maureen langsung bangun, kemudian ia menatap Rajendra yang sedang mengotak atik handphone nya.

Namun Maureen merasa curiga saat Rajendra membuka WhatsApp, Maureen yakin Rajendra akan menelpon ibunya.

Maureen langsung menarik handphone milik laki-laki itu, Kemudian menyembunyikan benda itu di belakang tubuhnya.

"Lo mau nelepon ibu gue kan?"

"Iya, gue mau aduin kalo anaknya gak nurut sama suaminya. gak bisa layanin suaminya dengan baik."

"Arghh! Mau lo itu apaan sih!?" Teriak Maureen dengan kesal.

"Telanjang di depan gue, terus ngangkang"

"Sialan, itu enak di lo nya doang!"

"Emang, lama." Ucap Rajendra kemudian menarik handuk Maureen hingga terjatuh.

Kini Maureen naked di depannya, Rajendra tersenyum puas melihat tubuh Maureen.

Maureen yang sudah kepalang kesal, langsung naik ke ranjang. kemudian duduk di pangkuan Rajendra dengan mengangkang.

"Susu lo makin gede aja"

Jangan lupa follow ya wkwk.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang