20.

91.9K 3.9K 226
                                    

Let's start!

Hampir 2 bulan kejadian malam itu, 1 Bulan lebih Maureen terus mengamati keadaan tubuh, tapi ia tidak merasakan keanehan pada tubuhnya.

Tapi sekarang tepat dua bulan setelah kejadian itu, Maureen merasa mual di waktu masih menunjukkan pukul 4 Pagi.

Maureen memijat tengkuknya sedikit kencang, berharap mualnya segera mereda.

Kepalanya berdenyut pusing, namun sepertinya Rajendra tidak terlalu terganggu dengan suara yang berasal dari kamar mandi.

Maureen sedikit membungkukkan tubuhnya untuk membasuh mulutnya.

Sebenarnya tubuhnya terasa semakin berat, namun ia tidak ingin merepotkan Rajendra.

Kemarin Rajendra benar-benar kelelahan, saat keduanya baru sampai di rumah dan Rajendra juga baru masuk pintu.

Tiba-tiba ia di telepon oleh ayahnya untuk mengikuti Meeting perusahaan.

Dan disana Rajendra di suruh terus mengamati apa yang di bicarakan oleh orang orang perusahaan itu selama 3 Jam, padahal laki-laki itu tidak mengerti apa yang di bicarakan.

Setelah itu Rajendra di suruh mengerjakan apa yang di bicarakan saat meeting tadi.

Karena ia tidak memiliki kemampuan dalam mengurus perusahaan, jadi Rajendra harus mengulang-ulang dokumen yang ia kerjakan.

Pulang sekolah pukul 3, setelah itu ia langsung menuju perusahaan, dan pulang dari perusahaan pukul 8 lewat 1 jam makan malam.

Rajendra berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan datang ke acara Meeting perusahaan, apapun topiknya.

Kembali lagi pada Maureen.

Gadis itu berjalan pelan menuju Ranjang dengan perlahan, kepalanya sedikit pusing.

Kemudian ia merebahkan tubuhnya dan berencana tidur kembali untuk menyambut pagi nanti.

Maureen mengatur nafasnya pelan agar pusing di kepalanya sedikit menghilang.

Dan setelah berhasil, ia mulai menutup mata untuk tidur.

***

Matahari kini sudah mulai naik untuk menyinari bumi.

Rajendra sudah siap dengan pakaian sekolahnya, namun ia heran kenapa Maureen masih belum siap juga.

Bahkan gadis itu masih tertidur.

"Ren," Panggil Rajendra sambil sedikit menggerakkan tubuh istrinya itu.

Tapi Maureen nampak masih fokus pada mimpinya.

"Ren!" Panggil Rajendra lagi dengan sedikit kencang.

Merasa terganggu, Maureen mulai membuka matanya pelan.

"Emhh, kenapa?" Tanya Maureen sambil menggosok matanya.

"Lo gak sekolah?" Tanya Rajendra balik.

"Jam berapa?"

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang