29

43.2K 2.3K 1.1K
                                    

Let's start!

Hari demi hari keluarga kecil ini lewati dengan tenang meskipun terkadang ada sedikit perdebatan dari kedua orang dewasa itu.

hari berganti, begitu juga dengan bulan.

Kini keduanya sudah mendapatkan izin menjadi orang tua angkat Maren, sedangkan orang tua Maureen, tidak angkat bicara sama sekali.

Dan kini Rajendra sudah lulus dari masa-masa SMA nya.

Dan untuk kandungan Maureen, kini kandungnya sudah di usia sembilan bulan, perut yang kini kian semakin membesar.

Tinggal menghitung hari saja.

Maureen hanya menghabiskan waktunya unruk berdiam diri di ranjang kamarnya, terkadang ia juga akan pergi berjalan-jalan di pagi hari dan ketika ia ingin pergi ke kamar mandi, harus dengan bantuan orang lain.

Tak jarang Maureen merasa keram ataupun sakit yang di perbuat oleh tendangan bayi dalam kandungannya.

Gadis itu juga seringkali tidak dapat menutup matanya dengan tenang karena merasa tidak nyaman.

Seperti sekarang, Maureen tengah menyandarkan tubuhnya pada Rajendra yang bersandar juga pada headboard.

Rajendra mengelus perlahan perut sang istri yang memperlihatkan tonjolan, karena anaknya terus menendang di malam hari.

"Sampein ini ke anak kita ya sayang. anak ayah jangan nakal ya di dalem sana, kasian bunda jadi gak bisa tidur. percaya sama ayah, kalo kalian masih bisa ngerasain apa itu pagi." Sesudah mengucapkan kata-kata penenang, Rajendra mengecup pelipis Maureen.

Tak lama setelah itu, Maureen tidak merasakan tendangan apapun lagi di perutnya.

"Anak ayah bener." Kata Maureen dengan suara yang lirih.

Rajendra terkekeh pelan.

"Benerin dulu posisinya, abis itu kita tidur ya." Ajak Rajendra dan di balas anggukan pelan oleh Maureen.

Kemudian Rajendra membantu memperbesar posisi sang istri.

"Perut gue jelek ya?" Tanya Maureen, yang sudah di posisi berbaring menyamping.

"Cantik kok, siapa bilang?" Tanya balik Rajendra sambil mengelus dahi Maureen yang mengeluarkan keringat.

"Gak ada, tiap gue liat kaca, rasanya gue kaya liat monster."

Rajendra menghela nafasnya pelan.

"Jangan dengerin isi pikiran lo yang jelek itu, lo cantik dan selalu cantik.."


Maureen mengangguk mengerti, kemudian ia bergerak memeluk tubuh Rajendra.

"Selamat tidur." Ucap Rajendra sambil mengecup dahi sang istri dan membalas pelukannya.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, hari ini Maureen melakukan rutinitas paginya, yaitu berjalan-jalan di pagi hari dengan dampingi oleh Rajendra yang sudah mendapatkan cuti dari sang ayah.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang