54. Aku Akan Selalu Ada Untukmu

Start from the beginning
                                    

"Aku tahu seharusnya aku ikut kalian. Kau benar-benar payah, Jesse. Kau tahu itu kan?"

Kali ini, Jesse tidak membantah Chase. Ia memang payah jika berurusan dengan wanita.

"Kalau sampai mental Adinda hancur, aku tidak akan memaafkanmu lagi, Jesse."

Perkataan Chase membuat Jesse cemburu. Oke, Chase bisa saja berkata sudah tidak memiliki perasaan apapun kepada Adinda, tetapi perhatian yang diberikannya terlalu berlebihan. Atau jangan-jangan Chase masih memiliki perasaan pada Adinda? Apa Chase berbohong dengan berkata bahwa ia hanya menyayangi Adinda seperti Clara?

'Kau khawatir seperti kekasihnya saja. Kau benar-benar sudah tidak memiliki perasaan apapun padanya lagi kan?'

Tepat saat itu, ia mendengar suara pintu yang terbuka, dan Adinda masuk dengan senyum lebarnya yang biasa. Jesse bangkit, membiarkan panggilan tetap menyala, kemudian meraih Adinda dalam pelukannya.

Mereka baru berpisah beberapa jam saja, tetapi rasanya sudah sangat lama bagi Jesse.

"Kau baik-baik saja?" bisiknya di telinga Adinda yang disambut anggukan gadis itu.

Namun, saat Jesse melepaskan pelukannya dan menatap mata Adinda, ia bisa melihat senyuman yang palsu. Adinda tidak baik-baik saja. Apa gadis ini sudah bicara dengan orang tuanya?

"Jesse, di mana kau?" Suara Chase terdengar dari panggilan yang masih tersambung.

"Chase menelepon?" tanya Adinda yang disambut anggukan Jesse.

Gadis itu melangkah cepat ke sofa, lalu duduk dan menyapa Chase. "Hai, Chase!"

"Adinda! Ya Tuhan! Kau baik-baik saja kan?"

Lagi-lagi, Jesse dipenuhi rasa cemburu mendengar itu. Ia duduk di samping Adinda, memeluk bahu gadis itu dengan posesif agar Chase melihatnya.

Chase mencibir padanya. "Dasar posesif!" Lalu kembali menatap Adinda. "Kau sudah bertemu orang tuamu?"

Adinda menggeleng. "Mereka masih bekerja."

Bohong. Jesse bisa mendengar suara gadis itu yang bergetar, dan ia tahu ada sesuatu yang sudah terjadi. Tampaknya Chase juga menyadari sesuatu karena pemuda itu melirik padanya, yang membuat Jesse mengangguk kecil.

Chase kembali tersenyum sambil menatap Adinda, lalu berkata, "baiklah, tampaknya aku harus memberi waktu bagi kalian untuk sedikit bersenang-senang kan?" Kemudian ia melotot pada Jesse. "Jangan merusaknya!"

Jesse balas melotot. 'Aku bisa menjaga diriku sendiri dan dia!'

Chase mencibir padanya sebelum melambai dan panggilan itu terputus. Segera setelah kesunyian melingkupi ruangan itu, Jesse menatap Adinda yang menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan mata.

Ia meraih Adinda dalam pelukannya, dan sedetik kemudian, isak tangis Adinda pecah. Jesse tidak tahu apa yang terjadi, tetapi itu pasti sangat buruk karena tangisan Adinda terasa begitu perih. Bahkan ikut membuat hatinya sendiri sakit.

Adinda terisak-isak hingga akhirnya isakannya semakin pelan dan menghilang. Jesse merasakan kemejanya telah basah, tetapi ia tidak peduli. Jika Adinda ingin berada di pelukannya selamanya, Jesse rela.

Gadis itu menjauh dari pelukannya, menatap kemejanya yang basah.

"Aku merusak kemejamu," katanya dengan suara serak.

Jemari Jesse meraih dagu Adinda, agar gadis itu menatapnya. Lalu, dengan lembut, ia mengusap bekas air mata di pipinya. Mata Adinda kembali berkaca-kaca saat menatapnya. Jesse mencium kening Adinda cukup lama. Seandainya ia bisa memindahkan sakit hati Adinda padanya, Jesse akan melakukannya.

Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)Where stories live. Discover now