51. Permintaan

728 178 16
                                    

"Kenapa dia ada di sini?" tanya Allan saat siang itu Adinda muncul di tempat kerja sosial pemuda itu bersama dengan Jesse.

Dari hasil sidang, sudah diputuskan jika Allan akan menjalani masa hukuman kerja sosialnya di panti jompo. Jaksa penuntut menginginkan Allan membersihkan sampah di jalanan, tetapi pengacara yang mewakili Jamie Lindsey tidak setuju karena itu akan menimbulkan perhatian masyarakat.

Dengan kondisi teknologi yang serba canggih sekarang ini, bukan hal sulit bagi orang-orang untuk mencari informasi apa yang sebenarnya terjadi. Dari yang Adinda dengar saja, ayah Allan dan sang walikota harus mengeluarkan begitu banyak uang untuk menutup mulut orang-orang yang ada di klab saat itu.

Semua orang di Austin tahu siapa keluarga Wilson. Dengan munculnya Allan memakai rompi orange sedang membersihkan sampah, akan membuat masyarakat bertanya-tanya kasus yang menimpanya kali ini. Dan jika sampai masalah itu bocor, jelas bukan hal yang baik bagi citra perusahaan Wilson. Juga karir sang walikota.

Yah, walaupun sikap Allan yang suka membuat onar memang sudah menjadi rahasia umum. Namun, berbeda dengan Jamie yang selama ini selalu berusaha menampilkan citra 'anak baik-baik', walaupun Adinda tahu jika kenyataannya, Jamie lebih parah daripada Allan.

Adinda menatap Jesse yang berdiri di belakangnya. Pria itu melotot pada Allan yang juga tengah melakukan hal yang sama pada Jesse.

Ia juga sudah menyuruh Jesse untuk menunggunya di rumah, tetapi pria itu berkeras ingin ikut ke manapun Adinda pergi.

Pernahkah ada seseorang yang sangat ingin selalu berdekatan dengannya seperti ini? Jelas tidak. Jesse adalah yang pertama dan satu-satunya. Dan ia merasa sedikit bangga dengan itu. Kakaknya pasti akan iri setengah mati jika tahu Adinda sudah memiliki pacar sekarang.

"Dia...pacarku," cicit Adinda dengan wajah memerah.

Tadi malam ia sudah diteror banyak pertanyaan oleh Clara, beruntung Vic dan Britt sedang ada di New York, dan sekarang kembali mengakui Jesse sebagai pacarnya di depan orang lain, membuatnya agak malu.

Bukan berarti ia malu menjadi pacar Jesse. Adinda hanya malu karena ini adalah yang pertama baginya memiliki seorang kekasih. Terlebih yang menjadi kekasihnya adalah Jesse. Pria pertama yang mampu megacaukan semua daftar hidup yang sudah Adinda rancang.

Adinda hampir tidak bisa tidur semalaman saking bahagianya karena Jesse menyusulnya. Ia pikir, ketika melihat Jesse, hubungan mereka yang tidak pernah dimulai itu akan berakhir. Ia pikir Jesse kembali bersama Chassidy. Nyatanya, Tuhan masih begitu baik padanya.

Jesse mencintainya!

Jika saja Adinda tidak merasakan panasnya tubuh Jesse yang memeluknya, ia pasti berpikir saat itu dirinya sedang bermimpi.

Namun, semua ini nyata. Ia bisa menghirup aroma Jesse di dalam rumah pagi ini. Ia yakin, kamar Clara yang ditempati sementara oleh pria itu, pasti memiliki lebih banyak aroma Jesse di sana.

"Pacarmu??" seru Allan sambil cemberut dan semakin melotot pada Jesse. "Kau bercanda kan?"

Jesse mendekat padanya, merangkulkan lengannya di pinggang Adinda, dan tersenyum penuh kemenangan pada Allan.

Mata Allan sekarang menyipit padanya. "Serius, Adinda, kau tidak salah memilih dia? Berapa usianya? Ia lebih pantas menjadi..." Allan memandang Jesse dengan tatapan mencemooh, "...pamanmu?"

Sekarang Adinda yang melotot pada Allan. "Berapa usianya tidak penting jika kami saling mencintai, dan itu sama sekali bukan urusanmu."

Allan memberikan ekspresi kesal sekaligus jijik saat mendengar itu, yang malah membuat Adinda tertawa karena ia tahu jika Allan tidak serius dengan perkataannya. Pemuda ini hanya sedang mencari alasan agar tidak perlu bekerja.

Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)Where stories live. Discover now