18. Pengganggu

3.1K 620 128
                                    

REPOST

Rasanya Adinda ingin menampar bibirnya sendiri dengan keras. Apa yang membuatnya mengatakan hal semacam itu? Bagaimana mungkin ia mengakui perasaannya pada Jesse? Apa ia memang sudah benar-benar gila karena ciuman pria itu?

Bagaimana sekarang Jesse memandangnya? Bagaimana pria itu menilai dirinya sekarang karena menyatakan perasaan lebih dulu?

Memang dunia saat ini sudah jauh lebih modern daripada masa di mana Jesse tumbuh. Dan sekarang ini bukan hal yang aneh jika seorang gadis menyatakan perasaannya lebih dulu. Banyak gadis di luar sana yang melakukannya. 

Namun ini Jesse. Adinda tahu Jesse adalah 'pria kuno'. Jesse tumbuh dewasa jauh sebelum dirinya, jadi mungkin di masa itu, tidak ada wanita yang menyatakan perasaannya lebih dulu.

Kecuali fakta bahwa dulu Jesse adalah seorang penyanyi yang pasti menjadi pujaan para gadis-gadis. Penggemar selalu mengatakan ia mencintai penggemarnya 'kan?

Jesse yang tadi berdiri, sekarang berlutut di hadapannya masih dengan tangan Adinda yang menggenggam tangannya. Seharusnya ia melepaskannya kan? Akan tetapi Adinda tidak ingin melakukannya. Ia ingin terus mengenggam tangan besar ini. 

Hanya dengan itu Adinda bisa merasakan bahwa ia akan baik-baik saja meskipun tidak memiliki siapa-siapa. Jesse sudah berjanji akan selalu ada ketika ia butuh tempat untuk bercerita.

Adinda harap, Jesse akan menepati janjinya meskipun kini keadaan tidak akan sama lagi setelah Jesse tahu bagaimana perasaan Adinda padanya.

Dengan lembut, Jesse melepaskan tangan Adinda yang menggenggamnya. Kekecewaan itu muncul tetapi segera menghilang saat Jesse balas menggenggam tangan Adinda dengan hangat.

Ia merasa nyaman, sangat nyaman, dengan keberadaan Jesse di sampingnya. Pria itu tidak bertanya dan hanya menemaninya. Itu menjadi satu hal yang sangat Adinda hargai. Padahal Jesse bisa pergi kapan saja.

'Katakan lagi,' ucap Jesse tanpa suara. 

Kenapa Jesse tidak bersuara lagi? Ia sangat ingin mendengar lagi suara Jesse. Sesuai dugaan Adinda, suara itu terdengar dalam dan seksi meskipun sangat lirih. Ia hampir tidak memercayai pendengarannya tadi.

"Aku..." Adinda berdeham saat mendengar suaranya serak. "Aku menyukaimu, Jesse. Aku minta maaf, mungkin ini aneh bagimu, tetapi itu yang kurasakan."

'Sejak kapan?'

Sejak kapan? Apa Jesse benar-benar ingin tahu? Pria ini tidak...marah padanya?

"Sejak...aku melihatmu pertama kalinya mungkin."

Jesse tersenyum hingga membuat Adinda melongo. Bagaimana mungkin pria seperti Jesse benar-benar nyata? Mungkin saja Jesse bukan makhluk bumi. Mungkin ia alien yang tersesat.

Tidak mungkin ada manusia yang tersenyum seperti pria ini. Adinda tahu ia akan bisa memandangi pria ini seumur hidupnya.

 Adinda tahu ia akan bisa memandangi pria ini seumur hidupnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)Where stories live. Discover now