44. Bicara

693 191 16
                                    

Chase dan Clara melambai untuk terakhir kalinya sebelum Adinda memasuki gate keberangkatan dan meninggalkan mereka sambil tersenyum.

Sayangnya, Chase tahu jika senyum itu tidak pernah mencapai mata Adinda. Gadis itu hanya berpura-pura tegar dan baik-baik saja, padahal hatinya sendiri hancur berantakan.

Keinginan Chase untuk menghajar Jesse menjadi semakin besar sekarang. Namun, ia tahu jika bukan itu yang Adinda inginkan. Hati mulia Adinda tetap menginginkan dirinya dan Jesse berbaikan.

"Dasar gadis bodoh," bisik Clara ketika mereka berbalik pergi. "Aku tidak menyangka dia jatuh cinta sedalam itu pada ayahmu."

"Pamanmu," geram Chase mengoreksi.

Hingga saat ini, masih sulit bagi Chase untuk menganggap pria itu ayahnya. Baginya, Pop-lah ayahnya.

Clara terkekeh lirih. "Aku benar-benar ingin menendang selangkangan Paman Jesse ketika melihatnya makan bersama wanita iblis itu. Apa yang sebenarnya ia rencanakan dengan membawa wanita itu pulang?"

Chase sendiri juga tidak habis pikir. Sudah jelas ia mengatakan tidak ingin tahu apapun tentang wanita itu, lalu kenapa Jesse harus membawanya pulang? Terlebih, itu hanya akan menyakiti hati Adinda.

Jesse itu bodoh atau apa sih? Memangnya dia tidak bisa melihat sebesar apa Adinda menyukainya?

Walaupun tidak memiliki perasaan yang sama, apa Jesse tidak bisa menjaga hati Adinda dengan tidak membawa wanita lain ke peternakan? Atau, itu adalah bentuk jawaban penolakan dari Jesse untuk Adinda?

"Aku akan bicara dengannya nanti," katanya saat mereka memasuki mobil.

Jika bukan demi Adinda, Chase tidak akan sudi melakukan ini. Hanya karena ia berharap bahwa Adinda akan melakukan hal yang sama nantinya dengan orang tuanya sendiri, maka Chase juga mau mengambil risiko ini.

"Bukan bertengkar?"

Chase menatap Clara sambil cemberut, lalu kembali berkonsentrasi pada jalanan yang ramai. "Jika memungkinkan, itu juga bisa terjadi."

"Kau tahu aku akan mengadukannya pada Adinda jika kalian sampai bertengkar kan?"

"Bisa tidak kau melaporkan yang baik-baik saja?"

Clara terbahak dan menggeleng. "Itu tidak akan seru. Para pria tidak dirancang untuk bicara tanpa melibatkan otot, apalagi kalian."

Chase mendengkus, tetapi kemudian memutuskan untuk jujur kepada sepupunya itu. "Aku sebenarnya juga lelah seperti ini terus," ucapnya dengan nada pelan.

Sebenarnya, sudah sejak pembicaraannya dengan Adinda di padang rumput beberapa waktu lalu yang membuat Chase banyak berpikir. Hidupnya selama ini selalu dipenuhi dengan kebencian kepada Jesse, dan sejujurnya, ia tidak menyukai itu.

Tidak apa-apa mereka tidak memiliki hubungan yang akrab seperti yang diharapkannya saat masih kecil, asalkan mereka tidak saling mendiamkan dan membenci seperti selama ini.

Chase hampir saja mengajak Jesse bicara jika saja wanita itu tidak tiba-tiba muncul.

Mungkin, ia bisa memaafkan Jesse, tetapi wanita itu tidak. Ada luka yang tidak akan pernah sembuh meskipun wanita itu berlutut di hadapannya.

Lagipula, Chase tidak pernah mengenal wanita itu seumur hidupnya. Tidak akan ada bedanya jika mereka tetap tidak saling mengenal seperti selama ini. Toh, tidak ada sedikit pun andil wanita itu dalam hidupnya.

"Bermusuhan dengan ayahmu sendiri maksudmu?"

Chase mengangguk. "Aku ingin menjalani hidupku sendiri dengan lebih tenang dan bahagia."

Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang