"Males. It's hot outside like hell. I don't wanna ruin my face because that fucking sun. So, get lost. Gue mau bersantai di sini. Just leave me alone. Bye, Babu." Delacey menggerakan tangannya dengan gestur mengusir.

"Oh. Oke."

Delacey lumayan terkejut mendengarkan jawaban persetujuan dari Jeaven secepat itu. Karena biasanya lelaki itu pasti akan melakukan segala cara untuk memaksanya.

Benar saja.

Seketika Delacey terbelalak ketika Jeaven mendadak ikut menjatuhkan tubuhnya di atas brankar, tepat di sampingnya. Bahkan posisi mereka nyaris tidak berjarak. Hal itu mengejutkan Delacey, terutama jantungnya langsung menerima debaran kejutan.

"Jeaven! Lo ngapain sih?! Sana minggir! Get lost!" usir Delacey, mendorong bahu Jeaven yang merebahkan badan sambil bersedekap ditemani senyuman jahil di bibirnya.

"Anjing. Entyah!" bentak Delacey.

"Whatever you do, I'll follow it, Lady."

Delacey menatap Jeaven dengan kesabaran setipis tisu dibagi dua. "Orang gila!"

"I am. You always drive me crazy."

Mendengus kasar, Delacey beranjak untuk bangun dari brankar melalui sebelah kiri yang tidak dikuasai Jeaven. Jeaven ikut terperanjat bangun, "Mau ke mana?"

"Mau hancurin kulit gue," ketus Delacey. "Puas lo?"

Jeaven tersenyum menyeringai. "Don't worry, Lady. I'll be your sun protector."

Delacey hanya menunjukkan jari tengahnya sebagai respons sebelum pergi dari ruang kesehatan sekolah.

Lagi-lagi teman-teman kelas Delacey dibuat heran karena perempuan yang jarang sekali bahkan nyaris tidak pernah absen bolos di mata pelajaran Penjasorkes, tiba-tiba sudah mengenakan baju olahraga, ikut bergabung  pada barisan bersama Larissa dan Agatha yang antusias melihat Jeaven olahraga.

Tepat di sebelah kanannya adalah cowok jangkung yang tengah memerhatikannya. Jeaven menatap intens perempuan yang sekarang menguncir satu rambutnya dan bando tebal putih kesayangannya masih setia menghias di kepala. "Apa liat-liat? Gue colok lama-lama mata lo," semprot Delacey jutek menyadari Jeaven sekarang menatap lekat.

Lagi-lagi bukan karena risi atau tidak nyaman. Melainkan tatapan itu sangat berpengaruh pada jantungnya saat ini.

"You look good in that."

Ucapan Jeaven terlalu pelan, Delacey tidak mendengarkan jelas. "Hah?"

"I said," Jeaven mendekatkan bibir ke telinga Delacey. "You look hot in that."

Fuck.

༄𝄡𝄢𓆩ᥫ᭡𓆪𝄡𝄢༄

Pembelajaran olahraga mengenai praktik football hari ini sudah selesai. Sementara anak-anak cowok masih merebutkan bola dengan kakinya di lapangan, melakukan permainan bebas. Mereka semua sepertinya memiliki stamina yang tiada habisnya.

Entah mengapa, Delacey merasa lumayan jengkel terhadap anak-anak perempuan yang sedang berdiri di pinggir lapangan. Bukan karena mereka sedang menonton, melainkan karena mereka menjerit heboh tentang Jeaven yang terlihat sangat keren ketika menggiring bola di lapangan, belum lagi ketika cowok itu menyugar rambutnya, mengelap keringat dan mengangkat ujung kaos sehingga tanpa sengaja menunjukkan otot perut yang membuat cewek-cewek itu semakin ngereog.

DELACEY & HER GUARDIANOn viuen les histories. Descobreix ara