Pertemuan

2.5K 150 21
                                    

Malam itu, setelah minum dengan Paul bukannya mendapat tenang, perasaan dan pikiran Rony malah semakin penasaran. Dia ingin tahu siapa sebenarnya Ryan.

Rony kemudian berdiri dan mengambil kunci motor nya. Paul yang setengah mabuk mencoba mencegah Rony pergi karena kawatir. Namun Rony keukeh ingin pergi karena dia memang hanya minum sedikit, kesadaran nya masih penuh.

Rony melajukan motornya kembali ke studio. Dia ingin menemui Salma dan berharap gadis itu belum kembali ke karantina.

Sesampainya di seberang studio, Rony melihat Salma berhadapan dengan Ryan. Rony menunggu diseberang tanpa berniat menghampiri. Dengan seksama dia melihat dan mencoba menerka apa kiranya yang dibicarakan mereka.

Sampai pada saat Ryan tiba-tiba memeluk Salma, Rony kaget bukan main. Selama ini dia tak pernah melihat Salma kontak fisik sedekat itu dengan lelaki lain.

Hatinya panas, pikirannya kacau, tapi Rony hanya bisa tersenyum sendu. Ingin rasanya menghampiri tapi rony sadar Salma belum jadi miliknya.

"Sedekat itu kamu sama dia Ca?" Batin Rony.

Rony terus memperhatikan hingga Ryan pergi. Saat itu dia ingin bertemu Salma, tapi gadis itu terlihat buru-buru masuk studio. Rony menghela nafasnya, dan memilih kembali pulang.

Semenjak hari itu, Rony memilih untuk tidak menghubungi Salma sama sekali, apakah Rony marah? Entahlah dalam hati Rony marah, namun lagi-lagi dia ditampar kenyataan dia dan Salma hanya teman. Salma pun tak ambil pusing Rony tak menghubungi nya beberapa hari, karena jujur gadis itu sangat sibuk sekali dengan latihan menjelang Result and Reunion show.

Sampai suatu malam ketika Salma akan beristirahat, pikirannya teringat pada Rony yang tak biasanya tak ada kabar. Ada rasa kawatir di hati gadis itu. Salma mencoba chat Rony, namun pesannya beberapa hari lalu saja belum dibalas cowo itu.

"Halo, powl?" Salma memutuskan untuk menghubungi Paul.

"Gimana mak?"

"Lu lagi sama Rony nggak? Kenapa tu anak slow respon?" Tanya Salma.

"Waduh sorry mak, gua udah pindah ke apart, lagi ngga sama tuh bocah"

"Dia kok ngga ada kabar ya Ul?, Dia baik-baik aja kan?" Tanya Salma.

"Udah lu yang tenang mak fokus sama latihan dan kompetisi, masalah Rony nanti biar gua yang cari tau" Paul menenangkan.

"Oke deh Powl, gua titip Rony ya"

"Idih mang gua pengasuhnya"

"Hehe iya dia kaya bayi soalnya kalau lagi tantrum" ucap Salma lalu mengakhiri telfonnya.

Setelah terputus, Paul menghela nafasnya dan melirik tajam orang yang duduk di sebelahnya.

"Napa mata lu? Minta dicolok?" Ucap Rony santai sambil main game.

"Lu jadi cowo bener-bener ya Ron, Salma khawatir sama lu" Paul tak habis pikir.

"Gua cuma mau kasih Salma waktu Pol, lagian kan besok kita ketemu"

"Bego sih kata gua Ron, kalau lu ngga bilang ke Salma mana mungkin Salma tau gimana keadaan lu. Lagian lu harus dengerin dulu penjelasan dia sebelum kasih kesimpulan" tegas Paul.

Rony mengakhiri game nya mengambil sebat, dan menatap Paul.

"Pol, gua liat sendiri mereka pelukan, mana mungkin ngga ada sesuatu diantara mereka?"

"Ya kan mereka temenan lama, mungkin aja mereka udah ngerasa kaya keluarga" ucap Paul.

Rony tertawa sumbang,

RIUHWhere stories live. Discover now