Lelah

2.5K 134 8
                                    

Seorang pemiliki mata teduh sedang menikmati indahnya bulan dengan sebatang rokok di tangannya. Di balkon tempat dia duduk, dia menangkap dan merekam setiap keindahan yang tersaji malam itu.

Dengan senyum lembut beriringan pula bayangan gadis yang menghiasi hari nya beberapa waktu ke belakang. Dia bersyukur telah dipertemukan dengan orang-orang yang baik dan menerima sosok dirinya.

"Hehe, makasih ya Ca buat semuanya, lu mungkin nggak tau kalau seorang Salma telah berhasil menghidupkan kembali semangatnya Rony" ucap Rony sambil tersenyum.

Rony, cowo dengan mata teduh itu tersenyum kala mengingat perjuangan dan usaha yang telah mengantarkan nya sampai ditahap 3 besar kompetisi ajang menyanyi terbaik. Tak ada ekspektasi apalagi ambisi bisa berada sampai sejauh ini.

Dulu dia selalu pesimis dan hampir menyerah kala dihantam posisi bottom two dan tantangan kompetisi yang semakin sulit. Hingga seorang gadis tiba-tiba mengajaknya deep talk dan bahkan mengajaknya untuk bekerja sama mencipta suasana kompetisi yang menyenangkan. (Hayoo siapa yang masih ingat ini di part yang mana? 👀 -Author)

Mengingat momen itu kembali membuat Rony segera mengecek ponselnya, apakah ada notif dari Salma atau tidak. Hasilnya nihil, dari pulang latihan Salma sudah tidak kelihatan batang hidungnya.

Sementara disisi lain, seorang gadis berhijab terlihat menikmati indah rembulan di rooftop. Parasnya yang ayu diterpa sinar lembut rembulan membuat nya semakin terlihat bersinar.

Senyum tipisnya terbit bersama setitik air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. Gadis itu tersenyum namun terpancar rasa sakit yang pahit di matanya.

Ponsel disampingnya nampak bergetar, membuatnya dengan cepat menghapus air matanya dan menormalkan suara nya.

"Halo, Ron"

"Lu dimana sih Ca?"

"Ada perlu apa, Ron?"

"Gaada cuma kawatir aja Ca, lu lagi keluar? gua susulin ya?"

"Gua minta waktu sendiri boleh nggak?" Tanya Salma.

Tak ada jawaban dari seberang, membuat Salma menunggu.

"Yaudah kalau ada apa-apa kabarin" ucap Rony lembut lalu mematikan telfonnya.

Salma memejamkan matanya dan mengambil nafas dalam-dalam. Malam ini entah kenapa hatinya terasa sangat kacau. Padahal besok malam mereka akan kembali bersaing dibabak 3 besar.

Hampir satu jam Salma hanya berdiam diri menatap bulan di rooftop, sesekali air matanya keluar namun dengan cepat di usap hilang dari wajahnya yang ayu.

Dirinya terkejut kala mendengar pintu rooftop terbuka. Dengan cepat dia memastikan tak ada airmata diwajahnya. Ditengoknya siapa yang datang, seseorang telah berdiri dengan raut wajah kawatir diambang pintu rooftop.

"Ck, gua harus sembunyi dimana lagi, Ron" gerutu Salma.

Rony menghampiri Salma dan duduk disampingnya, dia membawa es kopi dan sebuah kotak berisi buah.

"Gua kawatir Ca, gua temenin ya?" Tanya Rony pelan.

"Kan gua bilang gua butuh waktu sendiri" jawab Salma.

"Dari suara lu tadi aja gua ngerasa lu lagi nggak baik-baik aja Ca, gimana gua bisa tenang" ucap Rony.

"Hahaha" Salma tertawa sumbang.

"Bisa aja lu Ron, kaya cenanyang lu tau-tauan gua lagi nggak baik-baik aja" lanjutnya.

"Tapi kenyataannya bener kan, itu idung sama mata lu merah gitu, lu habis nangis pasti" balas Rony.

RIUHWhere stories live. Discover now