Chapter 24

38 14 0
                                    

Devan membuka matanya perlahan melihat seisi ruangan putih berbau obat-obatan, perlahan ia menduduki diri berusaha mengingat apa yang terjadi semalam.

Saat berusaha mengingat kejadian semalam ia kembali merasa nyeri di lambungnya.

Pintu terbuka menampakkan Angga dengan setelan jas putih yang biasa di gunakan dokter-doktor pada umumnya.

"Kau sudah bangun??.., bagaimana dengan perutmu apa masih terasa sakit??..." Tanya Angga.

"Ini sangat aneh".

"Kau tenang saja setelah beberapa minggu kau akan merasa baikan".

"Operasinya berjalan lancar jadi mungkin kau harus tetap berada di sini beberapa hari".

Ia mengangguk setelah itu tersadar dengan ucapan Angga "apa yang kau katakan, operasi??..".

"Hmm..." Balas Angga santai sambil sesekali menyedot jus buah kemasan yang ia pegang sejak tadi.

Devan mengecek perutnya yang sudah di baluri perban terlihat ada beberapa jahitan di sana.

Devan menatap Angga tajam, tetapi yang di tatap hanya diam dengan sesekali menaikkan alisnya.

"Sial siapa yang mengizinkanmu hah...".

"Kondisi lambungmu sudah sangat parah itu bisa menyebabkan kanker jika tidak di operasi, jadi keputusan rumah sakit melakukan operasi tanpa ada persetujuan pasien atau pun keluarga".

"Lagi pula operasinya berhasil jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan".

"Tetap saja kau melanggar hak persetujuan pasien saya bisa menuntut mu atas hal ini, sudahlah lagi pula ini sudah terjadi kapan jahitannya akan di lepas?..." Tanya Devan sambil membenarkan posisinya perlahan.

"Mungkin sekitar 7 hari atau lebih jadi kau harus rawat inap untuk memulihkan diri".

"Saya tidak bisa saya harus kembali ke seoul besok apa tidak ada cara lain atau begini saja setelah sampai di seoul saya akan menjalani perawatan di sana" lanjut Devan.

"Itu berbahaya kau baru saja operasi, perjalanan dari daegu ke seoul sangat jauh jahitannya mungkin akan terlepas karena guncangan kendaraan yang kau naiki, aku tidak ingin mengambil resiko untuk pasienku".

"Ck..., baiklah tapi pastikan kau tidak memberitahu siapapun kalau saya berada di sini".

"Hm..., kau tenang saja, kalau begitu aku akan pergi masih banyak pasien lain yang harus ku tangani" pamit Angga lalu pergi meninggalkan Devan.

Devan memijat kepalanya yang sedikit terasa sakit, pria itu mengambil ponselnya yang berada di saku jaket lalu mengirimkan pesan kepada adiknya Yura.

***

Ting....

Clara mengambil ponsel Yura yang berada di atas brangkas dekat tempat tidurnya, Yura sedang keluar Sedangkan Gavin tertidur di kursi dekat brangkasnya ia baru saja siuman beberapa menit yang lalu.

Terdapat pesan masuk dari Devan di ponsel Yura...

Sumber duit💸😾

Satu bulan yang lalu

Anda
Kak Devan??...

Read...

3 hari yang lalu

?...

Anda

Pen geplak kk boleh nggak 🙂☠️

Give up or hold onWhere stories live. Discover now