Chapter 7

187 163 16
                                    

Clara terus bolak balik hari ini ada pertemuan penting tetapi atasannya itu belum datang.

"Ada apa dengan Pak Devan, kenapa dia belum datang ?" Gadis itu terus saja bertanya, kalau di pikir pikir kemarin pria itu baik baik saja tapi ada apa dengannya hari ini.

Beberapa kali ia menelfon Devan tetapi tidak aktif, dengan sangat terpaksa Clara membatalkan pertemuan tersebut walau hal itu akan membuatnya di marahi oleh atasannya nanti.

"Maaf sepertinya pertemuan ini harus ditunda, saya akan mengabari anda nanti" dengan menunduk gadis itu meminta maaf.

"Baiklah saya akan menunggu" ucap tuan Axel tersenyum.

Clara sangat beruntung karena Devan atasannya memiliki klien yang baik seperti tuan Axel, tidak seperti yang ada di drama drama dimana ada klien yang egois dan tidak ingin menunggu.

Setelah merasa semuanya sudah beres Clara bergegas mencari taxi dan pergi menuju apartemen Devan, gadis itu hanya menebak karna setelah memasak kemarin Devan mengatakan akan pergi ke apartemennya saat di telfon bunda Kiara kemarin.

Beberapa menit diperjalanan akhirnya Clara sampai, dengan segera gadis itu mengetuk pintu apartemen Devan tetapi tidak ada jawaban dari dalam, ia mengecek pintu tersebut lalu mencoba membukanya.

"Tidak terkunci ?" Clara memasuki apartemen Devan dengan sesekali menyebut nama (pak Devan), tapi tetap saja tidak ada jawaban, ia menyerah tetapi saat baru saja ia ingin keluar tiba tiba di dalam ruangan seperti ada suara kaca yang terjatuh.

Karena merasa penasaran dengan cepat Clara mengecek ruangan tersebut, dan benar saja disana terlihat Devan yang terbaring lemah di atas kasur dan kaca yang berceceran dilantai.

"Apa yang terjadi" tanyanya melihat ruangan Devan yang sedikit berantakan akibat kertas kertas dan kaca yang berceceran.

Ia berjalan menuju ke tempat Devan dan mengecek kening pria itu wajahnya sangat pucat.

"Sepertinya kau sakit, tunggu sebentar aku akan mengambilkan kain dan air hangat" Clara pergi ke dapur dan mulai memasak air hangat lalu membawanya keruangan tadi.

Ia mulai mengompres kening Devan, pria itu tidak bicara sejak tadi ia hanya membiarkan apa yang di lakukannya, kondisinya sangat lemah untuk berbicara sekarang.

Clara beranjak dari duduknya "tunggu sebentar aku akan membuatkan mu makanan" tidak mendengar balasan Devan gadis itu langsung saja pergi menuju dapur dan mulai memasakkan bubur untuk pria itu.

Tidak perlu waktu yang lama makanan itu jadi, Clara membawa bubur dengan sangat berhati hati lalu mendudukkan diri di samping kasur Devan.

"Aku membuat makanan untukmu, makanlah sedikit" ucap Clara, gadis itu membantu Devan untuk bersandar dan mulai mendekatkan sendok berisi bubur ke mulut pria itu.

Devan membuka mulutnya pelan menerima suapan Clara, tidak ada perbincangan di antara keduanya, bahkan tanpa Ia sadari Devan sesekali menatapnya.

"Kau istirahatlah aku akan membereskan tempat ini" ucapnya setelah Devan selesai menghabiskan makanannya.

Seperti biasa tidak ada jawaban, Clara merasa ia sedang berbicara sendiri sejak tadi, tanpa memperdulikan Devan gadis itu mulai mengambil beberapa lembar kertas yang berceceran lalu menaruhnya di meja kerja Devan.

Setelah itu ia juga mengumpulkan beling kaca yang berceceran dilantai dengan berhati hati, tidak perlu waktu yang lama akhirnya ia selesai.

Ia menghampiri Devan dan mengambil tas kecilnya yang berada di meja kecil dekat kasur pria itu "aku ingin kembali sekarang, jaga dirimu baik baik hmm..., aku sudah menaruh obat di sana (menunjuk meja dekat kasur) jangan lupa meminumnya" baru saja Ia melangkah ingin pergi Devan memegang tangannya.

Give up or hold onTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon