Chapter 6

198 172 11
                                    

Setelah pulang dari kantor Devan, Gavin mengajak Clara memasak di rumahnya, awalnya ia ragu karena takut jika orang yang berada di rumah Gavin akan terganggu, ya termasuk Devan tentunya, tetapi Gavin terus saja membujuknya sehingga ia pasrah dan menuruti pria itu saja.

"Ayo masuk, bunda sejak kemarin menanyakan mu" Gavin menggenggam tangan Clara lalu berjalan masuk ke dalam rumah tersebut.

Terlihat disana bunda Gavin yang sibuk dengan Majalahnya sampai wanita paru baya itu tersedar, "wah lihat siapa yang datang" ucapnya lalu memeluk Clara.

"Maaf bun aku baru bisa mengunjungi bunda hari ini" ucap Clara tersenyum, "yah jika aku tidak membujuknya dia tidak akan kesini bukan" sambung Gavin menyenggol pelan lengan gadis itu.

Clara yang mendengar itu merasa sedikit kesal kepada sahabatnya, ia menatap Gavin sinis, bukanya merasa takut Gavin malah tertawa puas melihat tingkah gadis disebelahnya itu.

"Lihatlah bunda dia terus saja mengejekku" rengek Clara, ia sudah menganggap bunda Gavin sebagai keluarganya gadis itu sangat nyaman jika berada di samping bunda Gavin.

"Gavin berhenti mengganggunya, apa kau tidak lihat matanya berkaca kaca" Canda bunda membuat Clara murung.

"Sudah sudah maafkan bunda dan Gavin hm..." Kiara bunda Gavin tersenyum kedekatannya dan Clara sangat erat bahkan Kiara juga menganggap gadis itu seperti anaknya sendiri.

"Oh ya bunda, Gavin ingin meminjam dapur Hari hari ini" Kiara mengangguk tanda menyetujui ucapan anaknya.

"Aku akan berganti pakaian dulu, kau tunggulah sebentar" Clara mengangguk lalu duduk di sofa setelah Bunda Gavin mempersilahkannya.

Tidak lama kemudian suara pintu terbuka menampakkan seorang pria dengan jas hitamnya.

Benar itu adalah Devan pria itu baru saja pulang, Devan berjalan tanpa menghiraukan Clara, sampai langkahnya terhenti karena panggilan bunda Kiara

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Benar itu adalah Devan pria itu baru saja pulang, Devan berjalan tanpa menghiraukan Clara, sampai langkahnya terhenti karena panggilan bunda Kiara.

"Devan, kemarilah nak ada yang bunda ingin bicarakan" panggil Kiara.

Dengan terpaksa pria itu menghampiri bundanya "ada apa?...".

"Bisakah kau menemani sahabat adikmu?..., bunda ada urusan diluar" kaget tentu saja, Clara merasa tidak enak karena bagaimanapun Devan adalah atasannya.

"Tidak perlu Bunda, Clara tunggu Gavin sendiri saja, Bunda pergilah"

"Tap-" belum Sempat Kiara berbicara Devan memotong "saya akan menemaninya" ucapnya dengan nada dingin dan ekspresi datar.

"Baiklah kalau begitu Bunda pergi dulu ya"ucap Kiara berlalu pergi keluar.

Setelah bundanya pergi Devan melirik Clara, "kau bisa sendiri bukan, maka tunggulah" ucap pria itu santai lalu berlalu menuju tangga, ia sudah menduga ini tidak mungkin Devan akan benar² melakukanya, tetapi sekali lagi langkah pria itu terhenti.

Give up or hold onWo Geschichten leben. Entdecke jetzt