Chapter 2

295 200 51
                                    

Clara gadis itu termenung mengingat apa yang di katakan Devan kemarin, ia memang dari kalangan bawah tapi tidak bisa kah pria itu bersikap baik sedikit padanya?.

Bahkan untuk sekedar menatapnya pun Devan tidak mau, sepertinya ia benar benar harus melupakan perasaannya itu.

Clara sekarang berada di ruang rapat bersama Devan, terlihat pria itu yang sedang memeriksa berkas² dari kliennya tadi, ya mereka baru saja menyelesaikan rapat.

"Bawa berkas ini jangan sampai ada yang kurang, kau tahu akibatnya bukan?" ucap Devan lalu pergi meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu.

Clara tersadar dari lamunannya setelah itu membawa berkas² tersebut, ia tidak mau jika atasannya itu marah dan berniat untuk memecatnya.

Setelah ia menaiki mobil Devan, pria itu pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, tidak ada perbincangan sedikit pun sampai Devan mengatakan "dengar kau beruntung karena saya tidak memecatmu, tapi jika kau berani melawan ku, aku tidak akan segan² untuk memecatmu..." Clara terdiam, gadis itu masih mencerna ucapan Devan barusan.

"Dan satu lagi..., sebaiknya kau tidak pernah menyukaiku karna kau tahu saya tidak akan pernah menerima gadis sepertimu sebaiknya kau sadar diri Rasya adrian" sekali lagi Clara benar² tidak menyangka apa yang dikatakan Devan, ini sangat menyakitkan baginya.

"D-darimana kau tau itu"tanyanya, dia merasa sangat terkejut bagaimana Devan mengetahui hal yang ia sembunyikan sejak lama.

"Kau tidak perlu mengetahuinya, tetapi yang jelas berhenti menyukaiku karna saya tidak akan pernah menyukaimu apa kau mengerti..." sinis Devan dan menekan semua perkataanya tadi.

Ia terdiam entah apa yang ia pikirkan sekarang tetapi yang jelas gadis itu sedang bertempur dengan pikirannya.

"Turun..." Ucap Devan tanpa melihat Clara sedikitpun, tanpa pikir panjang ia keluar dari mobil pria itu ia rasa keputusannya sudah bulat, Devan tidak akan pernah membalas perasaannya dan ia akan berhenti menyukai pria itu, walau akan sulit tapi ia akan berusaha.

Dengan perasaan yang campur aduk Clara berjalan menuju ruangannya, mungkin ia akan menangis sejadi-jadinya di ruangannya itu, perkataan Devan sangat menyakitkan bahkan ia belum menyatakan perasaanya tapi sudah harus mengetahuinya terlebih dahulu, "mengapa mencintai harus semenyakitkan ini, apakah mencintai sendiri memang selalu berakhir seperti ini?" Batin Clara yang terus menerus bertanya.

Saat sedang hanyut dalam pikirannya deringan ponsel berbunyi menampilkan nama Gavin, dengan malas ia mengangkat panggilan dari sahabatnya itu.

"Apa kau sibuk..."

"Tidak, aku tidak sibuk ada apa vin?"

"Mengapa suaramu seperti itu apa kau menangis?"

Clara bingung harus mengatakan apa pada Gavin, ia takut jika Gavin mengetahuinya pria itu akan emosi dan memulai pertengkaran seperti kemari, walaupun maksud Gavin baik tapi ia tidak ingin membuat dua pria bersaudara itu bertengkar karenanya.

"Tidak, tenggorokan ku agak sakit hari ini jadi suaraku seperti ini"bohong Clara.

"Benarkah..., aku akan kesana membawakan mu obat tunggu aku hmm..."

"Tidak perlu, sebentar lagi jam istirahatku habis"

"Baiklah jika tenggorokanmu masih sakit beritahu aku ya"

"Hmm...,yasudah aku akan menutup telfonya" ucap Clara lalu mengakhiri panggilan dari Gavin.

Skip Malam 23:15...

Clara masih berada di kantornya hari ini ia lembur, "akhirnya selesai juga, aku akan menaruh berkas ini lalu pulang" ucapnya sedikit lega.

Ia berjalan menuju ruangan Devan terlihat lampu ruangan itu masih menyalah Clara berpikir apakah Devan belum pulang?.

Dengan perlahan ia mengetuk pintu itu,"masuk..." Saat mendengar suara dari dalam ia membuka pintu itu lalu masuk.

Terlihat disana Devan yang masih sibuk dengan pekerjaannya "ada apa, apa tugasmu sudah selesai" tanya pria itu tanpa membalikkan wajahnya sedikitpun.

"Ya Pak Devan, dimana aku harus menaruhnya?"

"Taruh di situ saja" balas Devan menunjukkan rak dekat mejanya

"Pekerjaanku sudah selesai, bisakah aku pulang sekarang?"tanya Clara.

"Hmm..." Balas pria itu tidak peduli dengan sekitarnya ia hanya sibuk dengan laptopnya.

Tanpa pikir panjang Clara keluar dari ruangan Devan dan bersiap untuk pulang, jam sudah menunjukkan pukul 23:36 sebentar lagi tegah malam gadis itu berpikir apakah sebaiknya ia menelfon teman apartemennya untuk menjemputnya?, tapi ia tidak mau menyusahkan orang lain di tengah malam seperti ini.

Dengan sangat terpaksa ia berjalan menuju halte walau sebenarnya ia sangat takut tapi dia juga harus pulang bukan.

Beberapa waktu terlewatkan dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 01:21 tapi disana benar benar tidak ada kendaraan yang lewat, cuaca sudah mulai sangat dingin perasaan khawatir mulai menyelimutinya, bagaimana ia akan pulang jika tidak ada kendaraan lewat satu pun.

Karena merasa sangat kedinginan ia menyandarkan kepalanya di bangku halte dengan mata tertutup, sampai seseorang dengan mobil hitam berhenti tepat di depan halte tersebut.

Seorang pria turun dari mobil tersebut dan menghampirinya yang tengah bersandar, Rasya yang merasakan ada seseorang yang menghampirinya pun merasa panik ia takut jika orang tersebut adalah orang jahat.

Saat pria itu mulai sangat dekat, ia mendorongnya cukup keras sehingga pria itu terjatuh.

"Sh*bal..., Apa yang kau lakukan hah, kau berani mendorong ku" umpat Devan pria itu terlihat sangat marah, ya pria itu adalah Devan ia tidak sengaja melihat Clara berada di halte, karena merasa iba pada gadis itu ia berniat untuk mengantarnya pulang tapi bukanya mendapatkan perlakuan baik ia malah di dorong oleh sekretarisnya sendiri.

Dengan segera Clara berdiri dari duduknya "ma-maafkan aku pak Devan, aku benar benar tidak tahu kalau itu adalah kau"dengan segera ia mengulurkan tangannya bermaksud untuk menolong pria itu.

Devan menghempas tangan hyunji lalu berdiri "cukup..., Saya tidak ingin berdebat dengan mu, sekarang kau masuk saja saya akan mengantarmu pulang" perintah Devan menunjuk pintu mobilnya.

Tanpa mengatakan apapun Clara memasuki mobil tersebut, lagi pula ia takut jika harus menunggu tengah malam seperti ini.

Seperti biasa tidak ada percakapan di sana, beberapa menit menempuh perjalanan Devan memberhentikan mobilnya tepat di depan apart Clara.

"Makasi pak Devan dan aku benar benar minta maaf karena telah mendorong mu tadi" ucapnya agak ragu gadis itu takut jika Devan akan memecatnya karena masalah itu.

"Dengar,apa dengan meminta maaf kau pikir saya akan memaafkan mu saya bisa saja memecatmu sekarang, tapi kau tenang saja saya tidak akan melakukan itu karna masalah ini diluar pekerjaan tapi suatu saat nanti saya akan meminta balasan atas perbuatanmu..."ucap Devan sinis, setelah itu menjalankan mobilnya.

"Hari ini sangat melelahkan, tapi semoga saja besok akan lebih baik, aku akan mencoba melupakan perasaanku yang tak pernah terbalaskan, tapi jika aku tau mencintai akan semenyakitkan ini mungkin aku tidak akan memulainya"
Gumam Clara sebelum mematikan lampunya dan tidur.

Bersambung ...

See u next time army✨💜
Kamis
10/08/2023

Give up or hold onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang