2. Siapa?

19 7 0
                                    

"Saya berhasil menemukannya. Ada di sini, selalu bersamaku."

-Jaka

********

"Saya Jaka, akan bekerja untuk mengasuh nona dan adik-adik nona."

"Saya Anneke, saya lebih suka dipanggil Anne. Anak pertama keluarga Diedrick."

Anne tersenyum manis. Matanya menyipit saat ia tersenyum.

"Nama yang bagus, nona. Saya sangat merasa terhormat bisa duduk dan berbincang dengan nona di sini. Sebelumnya, saya juga kagum dengan nona Anne yang dengan lancar berbahasa Indonesia. Kalau begitu, saya pamit undur diri untuk bisa bekerja sekarang."

"Ah, ada yang ingin saya tanyakan pada kamu. Apakah papa mengatakan pada anda tentang di mana anda akan tinggal? apakah anda akan tinggal di rumah kami?" tanya Anne.

Jaka tertawa. Ia tidak menduga pertanyaan ini akan keluar sebelum ia menjelaskannya pada Anne. 

"Tentu tidak, nona. Saya akan tinggal di rumah kecil sebelah rumah nona, itulah pesan ayah nona pada saya. Saya tidak mungkin akan tidur satu rumah dengan nona."

Anne merapatkan bibirnya, 'benar juga, tidak mungkin dia akan se rumah denganku. Papa juga tak mungkin memperbolehkannya' batinnya meringis, ia sedikit malu dengan Jaka. Terlihat sedikit bodoh.

Jaka terkekeh kecil melihat raut wajah Anne yang menunduk malu. Bagaimana pun juga, gadis ini hanyalah seorang anak yang berusia 13 tahun. Ia berdiri dari sofa lalu sedikit membungkuk pada majikannya, keluarga Diedrick.

"Saya pamit, nona Anneke."

Setelah mendapatkan anggukan dari Anne, Jaka pergi keluar menuju rumah kecil di sebelah kiri tepat rumah besar keluarga Diedrick. Mulai saat ini, tempat inilah yang akan menjadi tempatnya hidup dengan anak dari keluarga majikannya. 

Jaka menempatkan sepedanya di depan rumah, berjalan menuju rumah kecil bercat putih yang terdapat banyak bagian yang terkelupas. Memang jika dilihat dari luar, rumah ini terlihat seperti rumah tak berpenghuni. Namun begitu memasukinya, di dalamnya tak seburuk penampilannya. 

Kursi yang tertata rapi dengan satu meja di tengah, satu buah radio di sebelah vas bunga putih, dan pintu kamar yang berwarna krem terlihat setelah ia membuka pintu. Rumah ini sangat minimalis, hanya terdapat kamar, ruang tamu, dapur dan kamar mandi. 

Ini sudah sangat cukup untuknya tinggal. Memang majikannya selalu murah hati padanya. Bagaimana tidak? dia yang hanya seorang pembantu diberikan fasilitas yang cukup dan dibayar ini saja majikannya mampu. 

Ia kemudian masuk ke dalam kamar setelah meletakkan barangnya di ruang tamu. Ia merebahkan dirinya di atas kasur. Pandangannya menghadap ke langit-langit kamar seakan ia sedang memikirkan sesuatu.  

Sementara itu di kediaman keluarga Diedrick, seorang gadis terlihat sedang menyirami bunga daisy kesayangannya di halaman belakang. Gadis yang memakai dress selutut dengan rambut pirang cokelat yang ia kucir kuda itu bersenandung, mulutnya seperti sedang menyanyi. 

Annelies, gadis berumur 11 tahun itu terlihat sangat menikmati kegiatannya. Hingga tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara dari belakang. 

"Kak Elies!"

Ia menghadap ke belakang dengan wajah marah, siapa lagi? hanya William yang berani seperti ini padanya. William berlari keluar rumah menuju halaman belakang dengan napas terengah-engah.

"Ada apa?!" Elies menghela napas berat, ketenangannya diganggu oleh William yang sangat-sangat berisik. 

"Itu.. kakak.. Kak Anne.."

Anneke's BoekenWhere stories live. Discover now