14. Demam

26 6 0
                                    

_____

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


_____

Demam adalah kondisi dimana ketika suhu tubuh lebih tinggi dari pada suhu tubuh kita pada kondisi normal. Suhu tubuh demam biasanya berawal di angka 38 derajat Celsius atau mungkin lebih. Dasarnya, kondisi ini umum terjadi ketika tubuh mendeteksi adanya infeksi. Jika sedang merasakan demam sebaiknya. Beristirahat yang cukup, minum air putih yang banyak bisa membantu menurunkan demam dan segera periksakan diri ke dokter jika demam tidak kunjung membaik.

Beberapa cara mencegah demam. Yang pertama, hindari berbagi cangkir, gelas, dan peralatan makan dengan orang lain. Yang kedua, jangan tidur larut malam dan istirahat yang cukup. Yang ketiga, sering-seringlah mencuci tangan menggunakan sabun. Yang keempat, mengenakan masker jika sedang keluar rumah, agar terhindar dari penularan virus yang dapat tersebar melalui droplet air liur. Yang kelima, tutup mulut saat batuk dan hidung saat bersin. Dan yang terakhir ialah menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih karena kebersihan sebagian dari iman.

Bersyukurlah ketika jiwa dan raga kita mendapatkan kesehatan, ikhlas dan bersabarlah ketika diri kita mendapatkan cobaan. Dalam hidup ini ada saatnya kita terbaring, di mana merasakan keinginan untuk bangkit dengan nyata dan tidak hanya sekadar di dalam mimpi.

Cahaya matahari di pagi hari ini begitu terik. Awan mendung yang biasanya menutupi langit seakan hilang digantikan oleh kecerahan sang mentari pagi. Langit biru membentang luas diatas langit. Burung burung bertebaran mencari makan untuk anaknya. Hembusan angin sejuk di pagi ini berhembus. Embun embun mulai menetes pada dedaunan pagi.

Tampak seorang gadis dengan wajah lesunya, tersenyum kecil berjalan menulusuri koridor sekolahnya. Kedua tangannya membawa sebuah tas berukuran sedikit besar. Wajah pucat nya menatap lurus ke arah depan. Lara mengatur napasnya saat merasa dadanya sedikit sesak, karena kebodohannya sendiri yang seharusnya tidak bergadang justru bergadang.

Hari senin adalah hari dimana Lara menghabiskan waktunya untuk bergadang. Menurut Lara hari senin itu bagaikan monster yang menakutkan padahal nyatanya tidak sama sekali. Entahlah mungkin memang sudah kebiasaan seorang Kalara Andrina untuk bergadang setiap malam senin.

Lara menarik napasnya kembali saat memasuki kelasnya yang sudah ramai dengan teman sekelasnya. Ia pun berjalan ke arah segerombolan gadis yang sedang duduk melingkar. Tatapannya sekarang benar benar kosong, sendu dan datar. Lara menyerahkan dua tas berukuran sedang tetapi berat tersebut kepada kedua gadis yang sedang tertawa.

Thank's, lain kali bawain lagi ya.” Raya tersenyum miring menatap Lara yang menatapnya datar.

“Ngapain masih berdiri di sini?” tanya Vea, melirik tidak suka ke arah Lara. Gadis berkaca mata hitam tersebut bukannya mengucapkan terima kasih karena telah membawakan tasnya justru mengucapkan kata kata yang entah di sengaja atau tidak menyinggung orang lain.

Lara hanya dapat tersenyum kecil, walaupun sudah biasa tetapi rasa nyesek itu masih ada. Lara berjalan kembali menuju tempat duduknya. Gadis tersebut mengamati teman sekelasnya yang sedang ramai lalu teralihkan keluar jendela. Ia menatap langit biru dan beberapa burung yang sedang terbang. Tidurnya tadi malam damai sekali tetapi beda dengan badannya yang lesu. Itu karena kebodohannya sendiri yang lupa makan siang dan malam. Lara hanya dapat membuang napasnya kasar mengingat sifat paling di hindari oleh Lara yaitu adalah kecerobohan.

Lara paling mengindari ceroboh. Karena menurut Lara sifat ceroboh adalah sifat yang tidak membuat dirinya menjadi seorang yang mandiri seperti yang mereka mau. Mengingat tersebut membuat Lara tersenyum miris.

“PENGUMUMAN UNTUK SELURUH WARGA SMA SATU DIMOHON TURUN KELAPANGAN SEGERA UNTUK MENGIKUTI UPACARA BENDERA. SEKALI LAGI....”

Mendengar suara Pak Vero yang sedang mengumumkan bahwa akan diadakan upacara. Lara langsung mengambil topinya lalu berjalan pelan di barisan paling belakang di kelasnya. Ia menatap teman sekelasnya yang sedang berlarian menuju tangga ada pula yang sedang sibuk memakai sunscreen. Lara hanya dapat tersenyum kecil melihat hal tersebut.

“Dalam bersikap sopan dan santun ini, kita tidak boleh pandang bulu yakni kepada siapapun orang yang berhubungan dengan kita seperti orang tua, guru, teman bahkan orang yang tidak kita kenal tetap harus bersikap dengan sopan dan santun. Karena itu, sikap sopan dan santun ini sangat bagus untuk dimiliki oleh setiap orang yang mana banyak manfaat dan kebaikannya ketika kita menunjukkan sikap yang demikian itu.” Pak Vero selaku kepala sekolah mengutarakan pidatonya di tengah lapangan.

Suara berisik entah mengaduh kepanasan karena teriknya pagi ini atau yang sedang berpura-pura sakit agar bisa tiduran dan mendapatkan teh hangat dari PMR.

Lara gadis berwajah pucat tersebut, tetap diam mendengar setiap bait kata yang diucapkan oleh Kepala Sekolah. Keringat mulai mengucur mengalir dari dahinya tetap dihiraukan oleh Lara. Ia menatap lurus ke arah depan hingga tanpa sadar dirinya di tarik mundur oleh seseorang. Yang membuat Lara sedikit tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya.

“Lo sakit, ke uks sekarang.” Suara seorang laki laki yang memapah Lara dan membawanya ke uks saat melihat wajah pucat.

Lara hanya diam mengikuti interupsi laki laki yang pastinya petugas PMR. Kalara Andrina gadis yang selalu merasa baik baik saja.

____

Salam hangat dari AN 🤎🥧

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Salam hangat dari AN 🤎🥧

BERISIK (END) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz