4. Air Mata

60 7 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


____

Air mata muncul ketika seseorang merasa sedih ataupun senang. Saat menangis salah satu area otak menjadi aktif. Ada juga yang menangis saat marah maupun frustasi. Manfaat dari menangis sendiri untuk kesehatan. Sebagai penghilang stres, meningkatkan suasana hati, detoksifikasi tubuh dan melepaskan endorfin atau bahan kimia untuk dapat merasakan perasaan yang lebih baik. Menangis ialah sebuah cara alami tubuh untuk mengatasi rasa sakit dan emosi.

Psikolog mengungkapkan bahwa tidak selamanya manusia harus kuat, saat kondisi tertentu menangis adalah ekspresi yang wajar. Orang menangis biasanya saat sedih, tetapi tidak sedikit juga yang menangis saat gembira.  Menangis juga menjadi penanda bahwa manusia mampu merasakan penderitaan yang lain dan empati. Namun, yang pasti menangis punya fungsi kesehatan, jadi menangislah bila memang saatnya menangis dan berbahagialah jika kita masih mampu menangis.

Awan gelap di atas langit menutupi matahari sore. Kilatan petir mulai terdengar memasuki indra pendengaran. Hembusan angin sore menerbangkan dedaunan kering di sepanjang trotoar. Gemuruh petir membuat gadis berseragam SMA meremas kuat tali tasnya. Suara petir sore ini sangat menakutkan terdengar di indra pendengaran.

Lara berjalan sedikit terburu-buru menuju kosannya yang terletak tidak jauh dari sekolahnya. Walaupun langkah Lara cepat tetapi terlihat cukup pelan. Lara merutuki dirinya sendiri karena mau mau saja di perintah untuk menyapu kelas padahal jadwalnya piket hari Kamis bukan Senin. Tapi Lara memang dasarnya tidak enakan dan tidak ingin ada keributan jadilah Lara menerimanya saja dan membersihkan kelas seorang diri hingga hampir jam setengah enam sore baru pulang.

Lara menghentikan langkahnya, menatap datar kepada seorang pria paruh baya yang sedang bersama seorang wanita paruh baya berada di sebuah pintu masuk cafe terletak di ujung perempatan. Sedangkan Lara berdiri tidak jauh dari sana. Lara tersenyum kecil, pandangannya berubah menjadi sendu menatap dua orang yang sudah memasuki cafe. Remasan pada tali tasnya menguat menyalurkan sebuah rasa yang paling di jauhi oleh Lara yaitu, amarah.

“Sudah Lara duga.” gumamnya, sembari berjalan kembali menuju kosannya saat tersadar tetesan air hujan mulai berjatuhan dari atas langit.

Suara guntur dan kilatan petir terlihat jelas sekali di atas langit. Langit berubah menjadi gelap karena tertutup awan mendung. Hembusan angin kencang menerbangkan beberapa pepohonan kecil. Ditemani derasnya air hujan dari atas langit, berjatuhan ke tanah membuat sebuah genangan air.

Gadis berseragam SMA, menggosokkan kedua tangannya berjalan pelan karena derasnya air hujan. Dingin, sepi, sunyi seperti itulah yang dirasakan oleh seorang Kalara Andrina. Seragam sekolahnya sudah basah kuyup, sebenarnya ia berniat untuk menepi di sebuah ruko menunggu hujan reda tetapi bukannya reda hujan justru semakin deras turunnya. Lara yang tidak memiliki pilihan lain selain menerobos air hujan karena sudah menepi di ruko sekitar satu jam tetapi hujan tidak reda reda. Seperti sekarang Lara sedang menerobos air hujan seorang diri.

Wajah pucatnya semakin pucat karena keinginan. Lara semakin menggosokkan kedua telapak tangannya agar lebih hangat. Hanya beberapa langkah lagi ia sudah berada di kosannya.

“Lara pasti bisa.” gumamnya menyemangati dirinya sendiri.

Setelah berada di depan pintu kosan, Lara menghembuskan napas panjang sembari membuka pintu kosan. Lara menutup pintu kosannya kemudian menyandarkan punggungnya yang basah kepada pintu kosan. Ia melepaskan tasnya yang basah kuyup, kemudian duduk sembari memeluk lututnya sendiri. Kedua matanya menatap kosong ke arah kosan sepinya yang hanya terdengar suara jam dinding dan air hujan.

Air matanya tanpa sadar mulai menetes satu per satu dari kedua matanya. Lara memejamkan kedua matanya saat bayangan bayangan tersebut kembali hadir. Ia mencoba memukul kepalanya sendiri agar bayangan tersebut hilang. Suara berisik, bayangan, kesepian yang selalu dirasakan oleh Kalara Andrina.

____

Salam hangat dari AN 🤎🥧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salam hangat dari AN 🤎🥧

BERISIK (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang