6. Pergi

53 7 0
                                    

____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


____

Kepergian seseorang dari hidup kalian tidak hanya bisa dimaknai sebagai suatu kehilangan. Bisa jadi, kata-kata kepergian yang kalian ucapkan bisa menjadi salam perpisahan untuk menyongsong kembali pertemuan. Justru hal-hal tidak terduga itulah yang memberikan sebuah kehidupan yang bermakna. Arti sebuah kehadiran akan terasa saat kehilangan telah merenggutnya, jika itu terjadi, maka hanya penyesalan lah yang akan tercipta.

Kehidupan adalah ketidaksempurnaan. Salah satu ketidaksempurnaan yang ditawarkan sebagai suatu keharusan adalah kedatangan dan kehilangan. Apa pun yang ada dalam kehidupan pastilah melalui siklus kedatangan dan kepergian. Jagalah dengan baik orang-orang yang telah membuatmu bahagia, sebelum kamu benar-benar merasa kehilangan. Sebab penyesalan tidak akan bisa mengubah sesuatu yang sudah hilang. Karena sebuah kehilangan yang paling berat adalah kenyataan bahwa aku terlambat menghargai.

Semakin banyak kita bersyukur, semakin banyak pula kebahagiaan hidup yang kita dapatkan.

Gadis berhoodie hitam, berjalan menulusuri trotoar seorang diri. Hembusan angin pagi menerpa kulit pucat milik Kalara Andrina. Wajah yang memang dasarnya pucat tersebut semakin terlihat pucat dibawah teriknya mentari pagi. Cahaya Matahari pagi hari ini tidak memberi kehangatan justru membuat bulu kuduk Lara berdiri karena hawa dingin mengenai permukaan kulitnya yang tertutup hoodie tebal.

Tujuan Lara sekarang yaitu pergi ke puskesmas untuk berobat. Sebelum memutuskan untuk berobat Lara sempat bimbang sendiri untuk berobat atau berdiam di kosan. Tetapi semakin lama dirinya merasa harus secepatnya berobat. Lara selalu berusaha menepis pikirannya untuk berobat tetapi berlawanan dengan reaksi tubuhnya yang semakin lemas dan tidak bisa diabaikan. Bagi Lara berbicara mengenai masalah kesehatan adalah sebuah hal yang cukup sulit, bahkan kepada keluarganya sendiri.

Mengenai sekolahnya mungkin Lara akan terlambat untuk membuat surat dan akan di absen alpa karena tidak ada suratnya. Memikirkan sekolah membuat pusing Lara kembali lagi.

"Lara kuat." gumamnya sangat pelan, menyemangati diri sendiri saat kepalanya mulai pusing kembali dan pandangannya seperti buram.

Tiba di puskesmas, Lara menghentikan langkahnya menatap sebuah bangunan bertingkat di hadapannya. Orang-orang berjalan begitu tergesa-gesa, suara hiruk pikuk puskesmas dan suara mobil yang baru memasuki parkiran puskesmas. Lara merasa kecil diantara keramaian ini. Sebuah langkah besar bagi seorang Kalara Andrina, sosok gadis yang tidak suka dengan keramaian. Namun, dia tahu bahwa dia harus melakukannya untuk kesehatannya. Lara mulai melangkahkan kakinya menuju kedalam puskesmas. Walaupun Lara selalu terdiam, dia masih tahu bahwa ia harus melangkah maju.

Seorang perawat dengan senyum hangat menatap ramah ke arah Lara. "Selamat pagi, bisa tolong sebutkan nama?"

Lara menatap sejenak ke arah perawat tersebut kemudian tersenyum kecil. "Nama saya Kalara Andrina."

Perawat tersebut langsung mencatat nama Lara lalu memberikan intrupsi agar menunggu di ruang tunggu bersama beberapa orang lainnya yang sudah berada di sana. Lara menatap kosong ke arah lantai puskesmas. Pikirannya melayang ke berbagai skenario, banyak diantaranya yang menakutkan.

Suara panggilan nama-nama pasien yang harus bertemu dengan dokter terdengar, dan saatnya tiba untuk Lara. Wajahnya memang tenang tapi jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Lara mencoba mengatur napasnya agar lebih tenang kembali. Berjalan mengekori sang perawat yang sedang memandunya ke ruang dokter.

Seorang dokter muda berpenampilan ramah dan berbicara dengan lembut. Dokter tersebut bertanya mengenai gejala-gejala yang dialaminya. Dijawab suara lemah dan ketidak pastian mengenai demamnya. Dr. Tania mendengar dengan seksama, mencatat detail-detail penting, dan konsumen memilki pemeriksaan khusus.

Setelah pemeriksaan selesai Dr. Tania memberikan Lara senyuman yang lembut. "Kita akan melakukan beberapa tes lebih lanjut terjadi, tetapi saya akan memberikan obat yang dapat membantu meredakan gejala awal."

Lara menghembuskan napas lega mendengar hal tersebut. Ini adalah langkah pertama dalam perjalanannya untuk mencari tahu apa yang terjadi di dalam tubuhnya. Dan Lara sangat bersyukur karena tidak ada penyakit serius yang menyerang tubuhnya.

____

Salam hangat dari AN 🤎🥧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Salam hangat dari AN 🤎🥧

BERISIK (END) Where stories live. Discover now