11. Tangisan

34 7 0
                                    

____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


____

Menangis adalah respons alami manusia untuk meluapkan emosi, termasuk kegembiraan, kesedihan, rasa frustasi hingga kehilangan.Tangisan adalah sebuah ekspresi naluriah yang dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi ini. Terkadang air mata dibutuhkan saat hati tidak mampu menampung setiap perih yang datang. Air mata adalah cara untuk mengatakan-kata hal yang tidak bisa diungkapkan dengan hati. Terkadang kita membutuhkan sebuah tangisan untuk melepaskan semua luka yang telah kita bangun di dalam hati maupun di luar hati.

Menangis juga memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan. Yang pertama, Membantu menenangkan diri, peneliti telah menemukan bahwa menangis mengaktifkan sistem saraf parasimpatis. Yang kedua, meningkatkan suasana hati, saat kita menangis juga membantu kita meringankan rasa sakit, bahkan meningkatkan semangat. Ketiga, mengembalikan keseimbangan emosional, disaat diri ini merasakan kebahagiaan atau takut tentang sesuatu dan menangis, mungkin itu adalah sebuah cara tubuh untuk pulih dari emosi yang begitu kuat. Dan banyak manfaat lainnya.

Banyak cobaan hidup yang membuat kita meneteskan air mata, namun ada kalanya bukan karena sedih tapi karena pada akhirnya kita merasakan sebuah kebahagiaan yang nyata.

“Kakak, lagi nunggu bus juga?” tanya seorang anak perempuan menatap polos ke arah Lara yang sedang duduk di halte sembari memejamkan mata merasakan udara sore di hari weekend.

Lara yang merasa ada yang sedang bertanya kepada dirinya pun membuka matanya secara perlahan. Kepalanya ditolehkan ke anak perempuan yang mungkin berusia 10 tahun.

“Kamu juga?” Lara balik bertanya kepada anak perempuan yang sekarang duduk di sebelahnya.

“Iya kak, aku habis les bahasa Inggris dan sekarang mau pulang. Sebenarnya tadi aku udah bilang Ibu buat jemput tapi Ibu sibuk jadi aku disuruh pulang sendiri.” jelas anak perempuan tersebut, menjelaskan sejelas mungkin.

Lara tersenyum simpul mendengar penjelasan anak perempuan disampingnya. Lucu, satu kata yang muncul di benaknya. Lara kembali menatap lurus ke arah jalanan yang tidak begitu padat di depannya. Dalam pikirannya sekarang ia sedang berpikir mengenai dirinya saat masih seumur anak di sampingnya. Tertawa tanpa beban senyum tidak palsu adalah dirinya dulu. Beda dengan dirinya sekarang sangat berbeda sekali.

“Kakak tinggal di kawasan mana?” tanya anak perempuan tersebut tersenyum hingga menampilkan gigi putih bersihnya.

“Jalan Rajawali lima, sebelah SMA." balas Lara menolehkan kembali kepalanya.

“Wah! Aku juga tinggal disitu tapi di Jalan Rajawali empat,” sambungnya dengan nada penuh kegembiraan dan keantusiasan. “Jari kakak kenapa?” imbuh anak perempuan tersebut saat melihat jari telunjuk Lara terluka.

Lara menatap jari telunjuknya yang terdapat sebuah luka sedikit memanjang dan sudah mengering. Ia menundukkan kepalanya, mengingat kejadian tadi siang disaat dirinya tidak sengaja dan tidak fokus saat  memotong koran mengakibatkan jari telunjuknya terluka. Perih memang tapi bukannya Lara meringis kesakitan saat terkena luka justru Lara tersenyum senang merasakan perih. Luka di jarinya tidak seberapa bagi seorang Kalara Andrina.

“Kakak seharusnya lebih berhati hati lagi agar jari kakak tidak terluka. Aku pernah terluka seperti kakak dan itu menyakitkan, karena luka seperti ini lebih perih dibanding luka jatuh dari sepeda. Rasanya nyut nyutan saat awal awal terkena gunting atau pisau.” Anak perempuan tersebut turun dari tempat duduknya lalu mengambil telapak tangan Lara sembari meniup niup jari telunjuk Lara.

Lara yang mendapatkan perilaku seperti itupun terkejut. Ia tidak pernah di perlakukan seperti ini hanya karena luka kecil. Tetapi perlakuan anak perempuan tersebut mampu membuat hati mungil Lara sedikit bahagia. Kalara Andrina, gadis tersebut tersenyum kecil sembari mengelus rambut pendek anak perempuan di hadapannya. Sore hari ini tidak akan dilupakan oleh Kalara Andrina.

____

Salam hangat dari AN 🤎🥧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Salam hangat dari AN 🤎🥧

BERISIK (END) Where stories live. Discover now