30. Bahaya

4.2K 397 1K
                                    

"Kupikir temanku sekarang adalah luka"

-Ayra Rafaella Maryam-

***
Assalamu'alaikum.
Ini Ayra pah mah.
Sebelumnya Ayra minta maaf jika setelah membaca surat ini akan kembali menimbulkan masalah di keluarga Papa dan mama

Pah...Mah... Ayra pergi.
Maaf Ayra nggak bisa meyakinkan hati mas Aska.
Maaf Ayra nggak bisa selalu disamping mas Aska, menemani mas Aska.
Maafin Ayra yang selalu menciptakan masalah di kehidupan Papa, mama dan mas Aska.

Ayra mundur...
Nggak ada lagi yang bisa dipertahankan dalam rumah tangga Aku dan mas Aska. Kami sama-sama gagal. Kami gagal memahami satu sama lain. Setiap kalimat yang keluar dari mulut kami selalu menimbulkan masalah. Mas Aska lelah, Ayra pun begitu. Mungkin jalan satu-satunya mengalah. Yang pada kenyataannya Ayra pun sulit menerima takdir itu.

Pah...mah... Ayra sayang banget sama kalian dan...mas Aska.
Ayra akan berusaha untuk menjaga diri dan anak-anak Ayra.
Papa sama mama nggak usah khawatir sama Ayra, anak-anak yang ada di dalam kandungan Ayra akan selalu menjaga Ayra juga. Mereka anak-anak baik jadi nggak pernah rewel di dalam sana.

Sekali lagi Ayra minta maaf untuk semua kesalahan Ayra, Ayra minta maaf selalu ngerepotin papa sama mama dan Ayra minta maaf untuk semua masalah yang terjadi di kehidupan Papa mama dan mas Aska.

Oh iya, di lembar belakang ada sesuatu...
Ayra pamit ya pah...mah...
Assalamu'alaikum

Tangan Abraham terkepal kuat usai membaca surat yang di tinggalkan oleh Ayra. Di samping sudah ada Mira yang menangis histeris dengan beberapa pelayan yang sibuk menenangkannya.

"Kemana perginya Ayra mas, Ayra sedang hamil besar dan-" Tangis Mira semakin pecah dengan tangan yang menutupi wajahnya.

Memikirkan Ayra yang pergi tanpa membawa apapun dengan kondisi yang sedang hamil besar dan...astaga.

"Bagaimana dengan nasib menantu dan cucu-cucu ku"

Yah Abraham dan Mira sudah mengetahui bahwa Ayra tengah mengandung dua bayi.

"Nyonya sudah" Ucap sang pelayan sambil mengusap punggung majikannya naik turun berusaha menenangkan.

"Pah, Ayra..." Abraham memeluk Mira yang semakin menangis histeris. Dirinya tidak kalah khawatirnya dengan keadaan Ayra sekarang.

Sudah satu pekan kepergian Ayra, Abraham dan Mira baru saja mengetahui itu.

Abraham meminta kepada pelayan untuk mengantarkan istrinya ke kamar untuk istirahat, agar dirinya juga bisa menenangkan pikirannya dan menyusun rencana untuk mencari keberadaan Ayra.

Namun sebelum itu, ada sesuatu yang harus Abraham lakukan. Abraham harus mengatur pertemuannya dengan Aska, dan satu lagi... Secepatnya Abraham harus mencari sosok yang berada dibalik surat yang tiba-tiba menjadi sumber masalah antara Aska dan Ayra.

Abraham harus tahu motif dari orang itu.

Di sisi lain, seorang wanita dengan balutan hijab sedang mengusap keringat yang perlahan membasahi pelipisnya.

Cuaca hari ini sangat panas di tambah dirinya yang sedang menjemur beberapa pakaian yang semakin membuat dirinya dibanjiri oleh keringat.

Dia Ayra, tangannya sangat cekatan memisahkan beberapa pakaian yang berbeda dan mengambil beberapa pakaian yang telah mengering.

Selama kepergiannya Ayra berusaha memutar otaknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekarang Ayra menekuni profesinya sebagai ibu hamil dan...tukang cuci pakaian.

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Where stories live. Discover now