3. Ke Rumah mama

7K 490 36
                                    

"Hari ini kita ke rumah mama"

Ayra menghentikan aktivitasnya sebentar lalu menghadap ke arah Aska.

"Kok dadakan banget mas"

Aska mengangkat bahunya "Kangen katanya".

"Yaudah kalau gitu Ayra masak bentar"

"Gk perlu"

"-mama udah masak" Ucap Aska menyambung ucapannya.

Ayra menganggukkan kepalanya paham. Ada-ada saja mertuanya itu.

Rasanya sudah sangat lama Ayra tidak memasak untuk mama Aska.

Yasudah, yang penting bisa ketemu lagi. Pikirnya.

"Mau jalan sekarang mas?"

"Hmm"

"Kalau gitu Ayra ke atas dulu yah ambil tas" Ucap Ayra, lalu berjalan setelah mendapat anggukan dari Aska.

"Gk bawa pakaian?" Tanya Aska setelah Ayra datang menghampirinya.

"Eh, Kita mau nginap mas? Kok gk bilang?"

"Biasanya emang gimana?" Tanya Aska dingin.

"Mmm maaf" cicit Ayra.

"Yaudah Ayra masuk lag-"

Ucapan Ayra terputus ketika Aska menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah. 'selalu begitu'

Selama 10 menit hanya ada keheningan diantara mereka.

Aska dengan tatapan fokusnya, dan Ayra yang menatap ke arah jendela mobil.

Rasanya sangat canggung. Ayra tidak bisa mencari topik jika keadaannya seperti ini.

"Mas"

Hening.

Tidak ada jawaban dari Aska. Mata tajam itu tetap fokus ke depan.

"Mas marah yah sama Ayra" tanya Ayra.

"Menurut kamu?"

Ayra menundukkan kepalanya takut. Kenapa Aska mudah sekali marah. "Mas marah" ucap Ayra setelah diam beberapa detik.

"Ow"

Ayra menatap Aska lalu menarik nafasnya panjang. Sangat sulit berbicara dengan Aska. Padahal sudah memasuki bulan ke empat dan Aska masih sangat dingin.

Sampai kapan hubungannya dengan Aska seperti ini. Ayra takut semangatnya goyah. Melihat Aska yang tidak punya niat untuk rumah tangganya.

"Mas itu sangat jauh" Ucap Ayra pelan lalu kembali menatap ke luar jendela. Perasaan sesak kembali menyelimuti hatinya.

Kenapa selalu ada kata sangat untuk ucap yang tidak tepat. Bukankah jauh sudah cukup jelas untuk keadaan yang sulit diterima oleh hati.

Dua kata itu seolah memberi jarak diantara mereka. Semua nya tersusun begitu rapi hingga ketulusan pun sulit menembus benteng itu.

Aska yang mendengar itu menatap Ayra sebentar yang menatap ke arah jendela kemudian kembali fokus ke depan.

Kurang lebih tiga puluh menit mereka sampai dikediaman Dirgantara.

Aska turun dari mobil, melangkahkan kakinya masuk. Di ikuti Ayra yang berjalan di belakang.

"Udah sampai? Ayra dimana?" Tanya Mira mama Aska ketika melihat Aska berjalan tanpa Ayra di sampingnya.

"Di belakang" Ucap Aska kemudian melenggang pergi.

Mira yang melihat itu hanya mampu menggelengkan kepalanya tidak heran.
'ck anak ini, tidak ada manis-manisnya'

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant