15. Pergi

8.1K 627 491
                                    

Ayra menunduk kemudian menatap Aska sambil mengangguk-anggukkan kecil kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata.

Ayra berbalik meninggalkan Aska yang dilanda rasa kesal.

Ayra benar-benar serius dengan ucapannya.

"Katakan sesuatu"

Ayra menghentikan langkahnya mencoba memahami maksud ucapan Aska.

"Katakan sesuatu, agar saya bisa memberikan penjelasan kepada mama papa"

"Oh ralat, orang tuaku"

Aska bersorak dalam hati ketika menyadari ucapannya yang dia rasa mampu mengalahkan ucapan Ayra.

Sampai di sini Aska masih berharap Ayra mengubah keputusannya, setidaknya demi toko kuenya yang meningkat pesat.

Yah setidaknya.

Ayra berbalik menatap Aska sambil tersenyum kecil. "Tidak ada yang berubah, lagian semua yang Ayra lakukan tidak ada artinya dimata mas Aska" Jawabnya lalu melanjutkan langkahnya.

Aska terdiam.

Ayra benar-benar serius dengan ucapannya.

Saat menyadari Ayra yang telah hilang dihadapannya. Aska menaiki mobilnya menyusul Ayra.

Namun sama sekali tidak terlihat Ayra yang sedang berjalan kaki.

Sepuluh dua puluh menit Aska terus mencari, kadang Aska memutar balik mobilnya menyusuri kembali jalan yang dilewatinya namun nihil.

Aska dilanda rasa cemas, ketika menyadari malam semakin larut.

Aska terus berjalan sesekali bergumam meminta Ayra untuk kembali.

"AYRA" Keringat mengalir dari pelipis Aska saat sekelebat bayangan Ayra menghantui dirinya.

Aska menatap sekelilingnya yang gelap, ruangan yang hanya dihiasi oleh pekatnya malam dengan suara hujan yang asik mengalun merdu tak ingin usai.

Ada apa dengan dirinya?

Merasa tidak percaya Aska kembali menatap sekelilingnya dan matanya berhenti pada jam dinding yang menunjukkan pukul dua dini hari.

Aska mengecek ponselnya dan disana banyak notifikasi dari perusahaannya yang mengatakan bahwa sedang ada masalah disana, dan juga beberapa panggilan tak terjawab serta pesan dari Ayra.

Jadi barusan?

Aska menyibak selimutnya, berjalan dengan tergesa-gesa ke kamar Ayra.

Tanpa menunggu lama Aska membuka paksa pintu kamar Ayra yang tidak di kunci.

Disana seorang wanita dengan handuk yang melilit di kepalanya tidur membelakanginya, namun tak lama dirinya terbangun mendengar suara yang sukses mengejutkan dirinya.

"M-mas?"

Aska mematung saat menyadari Ayra dengan tampilan tak biasanya.

"Balik badan mas"

Namun Aska masih bergeming.

Tak ingin menunggu lama Ayra berjalan kearah mukena lalu memakainya. Dirinya sama terkejutnya dengan Aska.

Ayra baru selesai mandi dan hanya menggunakan handuk dan bathrobe mandinya yang hanya sebatas lutut.

Tapi karena tubuhnya yang sangat kelelahan Ayra membaringkan tubuhnya berharap rasa lelahnya hilang.

Dan tak disangka Aska masuk disaat Ayra sedang tidak memakai baju lengkap.

Ayra lupa mengunci pintunya.

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Where stories live. Discover now