17. Rumah Sakit

6.8K 467 225
                                    

"Pada dasarnya mencintai dengan segala ketidakberdayaan yang ada pada diri kita, merupakan sel besi yang tanpa sadar kita ciptakan untuk memenjarakan satu kewarasan.

-Ayra Rafaella Maryam-

***

Setelah memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi mengenai apa yang Karel sampaikan pada dirinya, Aska segera meninggalkan rumah menuju ke lokasi yang Karel kirimkan.

Tidak butuh waktu lama sekarang Karel telah sampai, dan mendapati kedua orang tuanya menenteng buah-buahan yang kemungkinan besar juga baru sampai.

Aska mengulurkan tangannya untuk mencium kedua tangan orang tuanya namun urung saat menyadari wajah mereka yang tidak bersahabat dan tangan papa nya yang terangkat menolak.

"Mah pah"

"Ada apa kamu kemari?" Santai namun tersirat akan makna.

Abraham.

Ayah dari Aska Gavindra Dirgantara sedang berdiri, menatap putra semata wayangnya dengan tatapan yang datar.

Auranya yang sangat dominan membuat siapa saja yang berada di sampingnya akan merasa tidak aman.

Tidak ada bedanya dengan Aska.

"Aska ingin menjemput istr-"

"Baru ingat punya istri kamu?" Potong Abraham dengan suara mengejek.

Rasanya tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja dia dapatkan.

Dan disana Aska hanya berdiri dan diam menatap papahnya yang Aska yakini telah siap meledakkan amarahnya.

"JAWAB ASKA"

Tangan Mira terangkat mengelus tangan suaminya, Mira rasa dirinya harus membantu suaminya untuk mengendalikan emosinya sebelum suaminya bertindak jauh "Nanti aja ya pah kita bahas, sekarang kita masuk dulu"

"Kapan Mira?"

"Kapan?"

"Haruskah kita menunggu Ayra mati terlebih dahulu lalu memberikan peringatan pada laki-laki yang tidak memiliki rasa tanggung jawab ini?" Sambung Abraham.

"Jaga ucapan papah, Aska tidak melakukan apa-apa"

Setelah sekian lama berdiam, Aska bersuara ketika mendengar ucapan Abraham, ada bagian dari kalimat Abraham yang tidak disukai oleh Aska.

"KAMU YANG HARUS MENJAGA UCAPANMU ASKA GAVINDRA DIRGANTARA" Abraham maju menunjuk tepat wajah Aska yang masih bisa terlihat angkuh.

Kenapa Aska masih bisa bersikap seperti itu disaat dirinya tertangkap basah melakukan kesalahan yang sangat besar.

"Apa yang telah kamu lakukan dengan Ayra?"

Suara Abraham melemah, Abraham harus mencoba menahan emosinya yang berusaha mengendalikan dirinya.

Karena berbicara dengan suara yang keras pun Abraham tidak bisa mendapatkan jawaban yang tepat jika dihadapannya adalah sosok Aska.

"Aska tidak tahu"

"Jangan bercanda" Abraham rasanya ingin memukul wajah Aska jika tidak seandainya mereka sedang berada di rumah sakit.

"Dia seperti itu karena ulahnya sendiri" Kening Abraham terangkat ketika mendengar jawaban yang tidak masuk akal keluar dari mulut Aska. "Karena ulahnya sendiri katamu?"

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Where stories live. Discover now