Tiga Puluh Lima

992 115 8
                                    

"Kamu kelihatan gugup." kedua mata Razdan baru saja menangkap kehadiran Rayline yang malam ini terlihat begitu cantik. Setelah menunggu beberapa saat di lobby apartment Rayline, akhirnya Razdan bisa melihat kekasihnya itu dalam balutan gaun yang dirancang oleh Renita Suryo.

Ya, hari ini adalah hari dimana acara penghargaan dunia perfilman Indonesia diadakan. Dan hari ini juga adalah hari dimana Razdan serta Rayline muncul di layar kaca sebagai pasangan secara resmi. Karena bukan hanya Rayline yang mendapat undangan tetapi Razdan sebagai pemilik salah satu perusahaan entertainment terbesar, juga turut mendapat undangan.

"Pacar dateng itu dikasih pujian dulu, malah dibilang gugup." itu adalah omelan dari Nabila yang menemani sahabatnya. Dan hal itu mengundang kekehan Razdan. "Maaf, aku hanya ingin wajahnya yang cantik itu nggak ternoda sama kegugupannya. Meski kegugupannya sama sekali nggak mengurangi cantiknya Rayline tapi tetap akan lebih memancar kan kalau dia dipenuhi dengan rasa percaya diri?"

"Hm, pantas saja Rayline luluh, ternyata seorang Razdan Ito benar-benar pandai bersilat lidah." sahut Nabila yang lagi-lagi dibalas oleh kekehan Razdan.

"Andai saudara-saudara lelakiku belum pada sold out, sudah aku kenalkan salah satu dari mereka ke kamu." ucapan Razdan itu membuat Nabila membelalak sebelum kemudian melambaikan kedua tangannya. "Nggak usah, makasih. Setelah mengamati dari cerita Rayline, lebih baik aku nggak terlibat sama sekali dengan dunia kalian."

"Sudah-sudah sana berangkat, jalanan pasti macet." Nabila tidak mengijinkan Razdan membalas ucapannya dan ia segera memberikan tangan Rayline yang sebelumnya ia gandeng kepada kekasihnya.

Rayline langsung melebarkan senyumnya tatkala kini tangannya sudah berada di genggaman Razdan. Razdan pun melakukan hal yang sama sebelum ia menunduk untuk berbisik, "Pacar aku cantik sekali."

Pujian yang terlontar dari mulut Razdan membuat kedua pipi Ray yang sudah merona karena dibubuhi blush on kini bertambah merah. Ia lalu berdeham. "Pacar aku juga tampan sekali malam ini."

Razdan mengulum senyum senangnya sebelum kembali berbisik. "Senang rasanya kalau kamu suka dengan penampilanku."

Tak kuat dengan kemesraan pasangan di hadapannya, Nabila pun sengaja terbatuk keras. Dengan tatapan memperingatkannya, wanita itu berkata kepada Razdan. "Aku tahu pacar kamu cantik sekali tapi ingat ya, jangan cium-cium sampai acara selesai. Kamu bisa merusak make upnya."

Rayline langsung tersedak ludahnya sedangkan Razdan, pria itu malah terkekeh. "Sepertinya, kamu memiliki kemampuan membaca pikiran."

Nabila mendengus sebelum akhirnya berpamitan. "Hati-hati di jalan. Kalo ada apa-apa, gue di parkiran tempat acara ya, Ray."

-----

Jepretan kamera langsung menyambut kedatangan Rayline yang kini tengah melingkarkan tangannya di lengan Razdan. Keduanya terlihat begitu serasi dan mengundang semua wartawan yang ada berlomba-lomba mengajukan pertanyaan. Namun, sepasang kekasih itu sudah sepakat untuk mengunci mulut dan hanya memberikan senyum terbaiknya di depan kamera.

Sampai akhirnya mereka bisa bernapas lega tatkala sudah memasuki gedung acara. Meski mereka masih harus berpose sebentar di depan official photographer acara, setidaknya keadaan tidak seramai di luar. Setelah selesai memberikan beberapa pose, keduanya langsung didampingi oleh salah satu panitia acara ke tempat duduk mereka.

Razdan memastikan kekasihnya sudah duduk dengan nyaman sebelum dirinya mendudukan diri di kursi sebelahnya. Ia lalu menunduk untuk berbisik kepada wanita di sebelahnya. "Aku baru tahu kalo pekerjaan kamu bisa semelelahkan ini. Gimana bisa kamu tahan berdiri di depan banyak flash kamera seperti itu hm? Kamu sering mengalami itu kan? Beruntung pekerjaanku nggak mengharuskan untuk sering-sering tampil di depan kamera seperti tadi."

Pipe DreamOnde histórias criam vida. Descubra agora