Tamu Tak Diundang

Start from the beginning
                                    

"Assalamu'alaikum Abah.. Mas Raka. " Sapa Nazwa saat tiba dihadapan Gus Raka dan Kyai Syafiq, dan langsung mencium punggung tangan kedua laki-laki itu.

"Waalaikumsalam. " Jawab keduanya.

"Tadi pamitnya mau belajar di Pesantren, ko sekarang udah disini? " Celetuk Gus Raka santai.

Nazwa membulatkan mata merasa malu dengan ucapan suaminya, padahal saat ini ada Kyai Syafiq tengah memperhatikan mereka. Jangan sampai Gus Raka tau niatnya kesini untuk minta diajar oleh baliau.

"Emang ngga boleh kalo Nazwa mau ketemu suami sendiri? Jugaan Nazwa lagi istirahat. " Jawab Nazwa.

Kyai Syafiq terkekeh melihat tingkah anak dan menantu nya, sepertinya beliau ingin memberi waktu untuk mereka berdua.

"Yasudah kalau gitu Abah tinggal, yaa nak.. Silahkan kalian bicara, Assalamu'alaikum. " Pamit Kyai Syafiq.

"Waalaikumsalam Bah. " Jawab mereka mencium tangan Kyai Syafiq secara bergantian.

Selepas perginya Kyai Syafiq, kini tinggal lah Nazwa dan juga Gus Raka. Nazwa yang masih berdiri hanya memperhatikan Gus Raka yang tengah memberi makan ikan.

"Gus.. " Cicit Nazwa tersenyum dan langsung mengambil alih tempat duduk samping suaminya.

"Hmm.. "

"Ajarin Nazwa fiqih dong. " Lirih Nazwa hampir tak terdengar oleh Gus Raka saking lirihnya.

"Kamu ngomong apa? Jangan ngedumel kalo ngomong. "

"Nazwa minta diajarin fiqih. " Gumam Nazwa lagi, tapi dengan gigi saling tertutup satu sama lain.

"Katanya tadi ngga mau nerima bantuan saya.. Terus kenapa sekarang  minta ajarin, bukan nya tadi bilang mau istirahat? "

"Hehe ayolah Gus.. Ajarin Nazwa bentar, Gus Raka kan baik, ganteng, pengertian, gemes minta di tabok. " Nazwa langsung membekap mulut kala mengatakan hal frontal. Bisa bisanya ia lepas kendali dan berbicara seperti itu dengan Gus Raka.

"Astaghfirullah Nazwa! "

"Hehe kelepasan Gus.. Maksudnya gemes minta dicium. " Ralat Nazwa menyengir layaknya kuda.

"Yasudah cium dulu. " Jawab Gus santai.  Sunguh jawaban diluar akal Nazwa, bahkan Nazwa tidak menduga jika Gus Raka akan berkata seperti itu.

Nazwa sesegukan beberapa kali, mata membulat dengan mulut menganga lebar. Detik berikutnya gadis mengerjapkan mata dan langsung memukul pelan legan suaminya. Tapi walau begitu tak bisa dipungkiri jika saat ini kedua pipi Nazwa telah merah merona.

"Gus Raka iih.. Ko mesum di tempat kaya gini. " Kesal Nazwa.

"Lah? Bukan nya kamu dulu yang mulai. "

"Yaa tapi ga disini juga, malu diliatin orang-orang. " Gumam Nazwa menatap ke sekeliling tempat memastikan tidak ada satu orang pun di sekitar mereka.

Gus Raka terkekeh melihat tingkah malu-malu istrinya, padahal beliau hanya menggoda Nazwa, mana mungkin dia berani mengumbar kemesraan di luar apalagi ini adalah Pesantren.

"Yasudah ayo ke Ndalem, akan saya ajari. " Jelas Gus Raka.

Mendengar itu senyum Nazwa merekah begitu lebar, segera Nazwa bangkit dan menarik lengan suaminya menuju Ndalem.

Sesampainya Ndalem mereka berdua terlihat duduk di ruang tamu, Nazwa mengambil buku yang tadi sempat ia bawa kemudian meletakan buku tersebut di atas meja, setelah itu Nazwa duduk lesehan dibawah sementara  Gus Raka duduk di sofa.

"Jadi mana yang belum faham? " Tanya Gus Raka membuka lembar buku fiqih milik Nazwa.

"Risalatul Muawanah, Arbain Nawawi, sama Bulughul Maram. " Jelas Nazwa pelan.

Gus Raka langsung menoleh ke arah istrinya dengan ekspresi terkejut, sementara tersangkanya hanya menyengir tanpa dosa.

"Kamu kalau di kelas dengarkan Ustadzah jelaskan tidak? "

"Dengerin. "

"Lalu kenapa banyak sekali yang belum paham? "

"Ustadzah nya terlalu cepet kalo jelasin, jadi Nazwa agak loading hehehe.. "

Pria itu menghela napas pelan lalu mengangguk pasrah. Mau bagaimana lagi berdebat juga tidak ada guna, yang ada malah tidak akan selesai. Lebih baik sekarang ia mulai menjelaskan materi yang terkait tadi.

Nazwa terdiam fokus menatap wajah suaminya yang sibuk menjelaskan materi, seutas senyum terbit di kedua sudut bibir nya, Entahlah kenapa ia malah salah fokus, memandang wajah Gus Raka sedekat ini membuat Nazwa berdebar tak karuan. Wajah beliau terlihat sangat tampan jika sedang serius, rasanya Nazwa enggan untuk memalingkan pandangan nya.

Sadar jika di tatap se intens itu oleh sang istri, Gus Raka langsung menghentikan penjelasan nya dan memilih memandang wajah Nazwa yang sepertinya masih belum sadar.

"Perhatikan bukunya, Nazwa!! " Ucap Gus Raka memetikan jemarinya di atas meja. Detik berikutnya Nazwa langsung tersadar dan gelagapan sendiri karena tertangkap basah tengah memperhatikan suaminya.

"Iya Gus.. Ini lagi merhatiin ko. " Ucap Nazwa membela diri.

"Alasan.. Sudah ayo lanjut lagi. "

Dan kali ini keduanya benar-benar fokus pada buku, ternyata penjelasan dari Gus Raka sangat mudah dipahami oleh Nazwa. Sebagian materi juga sudah Nazwa pahami, saking asiknya mereka, mereka sampai tidak sadar jika sejak tadi ada suara ketukan pintu dari luar.

Tok..

Tok..

Tok..

Baik Nazwa maupun Gus Raka saling pandang dengan ekpresi bingung, perasaan hari ini tidak kabar jika ada tamu datang berkunjung.

"Siapa? " Tanya Gus Raka.

"Bentar Gus.. Nazwa buka pintu dulu. " Jawab Nazwa segera bangkit dan berjalan ke arah pintu.

Setelah pintu terbuka sempurna, Nazwa dibuat terkejut dengan hadirnya seseorang yang sangat tidak dia duga.

"Aila.. Leoni.. Vira.. Kalian ngapain kesini? "

Yaa tamu tak diundang tersebut adalah ketiga sepupunya yang entah bagaimana bisa muncul di Pesantren ini. Tidak ada angin tidak ada hujan  bisa sampai disini.

"Gimana Naz? Kaget ga kita kesini? " Tanya Vira menaik turunkan alisnya.

"Ada maksud apa nih kalian dateng? " Ucap Nazwa tanpa berniat menjawab pertanyaan Vira.

Detik berikutnya Aula mendekat lalu membisikan sesuatu kepada Nazwa.

"Kita ngga sendiri kesini. " Dan setelah mengatakan itu, pandangan Nazwa langsung terfokus pada seseorang yang berdiri tepat di belakang ketiga sepupu nya tengah tersenyum ke arah nya.

"Zaidan. " Gumam Nazwa pelan

Maaf guys kalo ga nyambung, seriusan Author lagi bingung untuk alur selanjutnya:v

Jangan lupa vote and comment
See you next time

Salam dari Author
Ig:dhnryyy_

Lampung, 16 Oktober 2023

Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]Where stories live. Discover now