''Ngapain lo di sini?'' tanya wanita itu, ekspresinya masih datar, tapi terlihat sangat menggemaskan bagi Adelio.

''Emang gak boleh?'' tanya Adelio dengan menaikkan satu alis nya.

''Enggak''

Adelio mengernyit bingung ''Kenapa?''

''Karena lo bukan dari fakultas ini''

''Tapi yang gue cari ada di fakultas ini"

Tak ingin memperpanjang percakapan, gadis itu pun melangkah pergi meninggalkan Adelio. Tapi Adelio malah memanggil gadis itu dengan panggilan yang terdengar mengejek .

''Heh kecil'' panggil Adelio.

''Gue punya nama, sekali lagi lo panggil gue kecil, gue cincang cincang lo sampai kecil'' cibir Aizza dan kembali melanjutkan langkah nya.

''Gini nih cewek jaman sekarang, gak mau di panggil kecil, tapi gak ngasi tau siapa namanya" umpat Adelio.

Dalam sekejab, gadis itu sudah tidak terlihat lagi di pandangan Adelio. Entah bagaimana dia bisa berjalan secepat itu.

Lalu tatapannya beralih pada mahasiswi yang tak asing dimatanya. Gadis itu sedang berjalan dengan earphone di telinganya.

''Heh baju dongker!'' panggil adelio.

Panggilan Adelio dihiraukan, gadis yang di maksud Adelio tidak menoleh sedikit pun. Yang membuat Adelio terpaksa melangkah cepat kemudian menghalangi jalan mahasiswa yang tidak lain adalah Shaera.

''Ngapain lo halangi jalan gue?'' ketus Suara tidak suka.

''Gue panggil, lo nya gak nyahut. makanya gue hadang, " jelas Adelio

Shaera menatap malas ke arah Adelio ''Gue punya nama, bukan si baju dongker.''

Apakah mahasiswi di Fakultas hukum memang sejudes ini? Sepertinya akan sangat sulit untuk ditaklukkan, begitulah fikir Adelio.

''Sorry'' ucap Adelio

''Nama gue Shaera, jadi jangan panggil gue seenak jidat lo'' tegas Shaera penuh penekanan.

''Iya oke, gue cuma mau nanya, teman lo yang berhijab tapi judes itu namanya siapa?'' tanya Adelio

''Lo kok kepo banget sih sama nama orang? Lo Adelio bukan sih, si pemilik mantan terbanyak di Fakultas Ekonomi?."

''Udah terkenal aja nama gue'' Bangga Adelio dengan menyugarkan rambutnya ke belakang.

Shaera hanya bisa menggeleng kecil melihat Adelio yang begitu narsis tidak ketolongan.

"Jadi ngapain lo nanyain Aizza?." Shaera menaikkan alisnya penasaran.

"Jadi namanya Aizza? " Adelio membatin.

"Ngapain lo nanyain teman gue? " Shaera mengulangi pertanyaan nya.

"Ouh, gak ada apa apa sih, cuma kepo aja"
Balas Adelio yang tidak ingin menanyakan lebih banyak lagi. Karena, jika Azka melihatnya sedang mengobrol bersama Shaera dengan jarak sedekat ini, ia khawatir akan terjadi kesalah pahaman, meski tidak tahu pasti hubungan keduanya.

"Kurangin jiwa kepo lo itu, karena gue gak suka lo kepoin hidup sahabat gue" tutur Shaera, namun tak mendapat respon apapun dari Adelio yang tetap telihat tenang.

"Thanks info dan peringatan nya, gue balik dulu" Adelio memutar tubuhnya hendak melangkah pergi. Namun tiba tiba saja, ia teringat akan satu hal.

"Shaera, teman gue ada yang naksir sama lo. Kalau dia nembak Terima aja, soalnya tuh anak gak pernah naksir cewek, gue takut dia, homo" Adelio mengecilkan kalimat terakhirnya di sertai kekehan ringan, namun Shaera malah berlalu pergi tanpa merespon apapun.

ADELIO [TAHAP REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora