Chapter 6: [Partner]

25.3K 2.1K 11
                                    

Pagi ini Bu Muna Datang terlambat untuk Mengajar.
Karena hari ini dia memutuskan untuk tidak mengajar dan hanya memberikan pengumuman.

Suasana kelas XII A Fisika
sangat gaduh,ditambah lagi sebagian anak-anak yang bermain pesawat kertas layaknya Anak Kecil.
Menambah kegaduhan kelas ini.

Prilly yang tidak antusias seperti teman temannya yang sedang bergurau,lebih memutuskan untuk duduk dibangkunya dan bermain-main
dengan ponselnya,sembari online disalah satu jejaring sosialnya. Sedangkan Ali,dia belum juga menampakkan batang hidungnya pagi ini.
Tidak biasanya dia pergi terlambat.

bukankah dia murid disiplin?

Prilly masih memikirkan kejadian kemarin diperpustakaan. Dimana dirinya dengan Ali saling bertatap muka dengan jarak yang sangat dekat.
Ditambah dengan ketakutannya saat Ali tiba tiba hilang dari hadapannya.
Menganggap bahwa itu hantu, masih tetap prilly pertahankan

"Woy"

Suara cukup keras itu membuyarkan Lamunan Prilly.
Segera dia Menoleh kearah sumber suara itu berasal. Dan
ternyata biang keroknya adalah Windi.

"Apaan sih Lo ngagetin aja"Omel Prilly mendengus kesal

"Hehehe woles aja dong, tumben sendiri mana si Ali?"Tanya windi dan mengambil posisi duduk dibangku Ali

"Tauk, emang gua emaknya?"balas Prilly sewot

"Bukannya Lo pacarnya"ucap Windi sontak membuat prilly menatap tajam sepupunya itu

"Amit-amit gua pacaran sama tuh setan"

"Setan tapi ganteng kan?"ucap windi terus memojokkan prilly

"Tau ah gelap"ucap prilly sewot dan mengalihkan pandangannya kearah ponsel,sebelum akhirnya membuat windi terkekeh

"By the way gimana belajarnya tadi malem ? Bisa gak"tanya windi

"Lumayan sih, walau gua masih kesusahan"ucap prilly mendengus kesal.

Sepersekian detik, tiba-tiba Prilly teringat, tentang kejadian kemarin siang. Dimana ia dan Ali saling menatap satu sama lain diperpustakaan, sampai akhirnya Ali menghilang begitu saja. Dan masalah inilah yang membuat Prilly bertanya-tanya, bagaimana bisa Ali keluar padahal pintu perpustakaan dikunci sendiri olehnya.
Melihat windi sekarang, Prilly pun berniat menanyakan hal yang cukup sepele itu.

"Win,ada yg mau gua tanyain sama Lo"ucap prilly serius

"Apa?"jawab windi santai sembari memainkan ponselnya

"Pintu perpustakaan itu ada berapa sih?"

"Setau gua sih ada tiga,tapi pintu paling depan yg sering buat anak anak lewat, emang kenapa?"Tanya windi balik dan kini beralih menatap prilly

"Enggak ,gua tuh bingung.
Jadi kemarin gua kan ketemu sama Ali diperpustakaan dia kayak lagi tidur gitu disana,tapi ternyata nggak—"

"Dan gua juga sempet ngobrol gak jelas sama dia, ya biasa lah Lo tau kan maksud gua.—"

"Terus tiba tiba dia tuh deketin gua sampai² gua gugup dan yang paling gua takut dia tiba-tiba kunci pintu utama perpustakaan—"

"Iya karna gua takut, gua tutup mata aja dan waktu gua buka mata,dia udah ngilang didepan gua, aneh kan"jelas prilly dengan detailnya

"Terus-Terus"

"Terus gua putusin keluar dari perpustakaan,dan ternyata Ali udah ada dikoridor menuju gerbang, aneh banget kan?
Gua sempet ngira kalau yang didalam perpustakaan itu hantu tau"

OKTOBERWo Geschichten leben. Entdecke jetzt