RBB | 06

3.8K 162 2
                                    

Malika diam, menatap kosong pada pintu kamar mandi di depan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malika diam, menatap kosong pada pintu kamar mandi di depan. Ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Setelah Gama dan Saka saling melayangkan tinju yang berakhir dengan Saka yang hampir pingsan. Malika tidak heran lagi, tapi perasaan iba pada Saka tidak bisa ia hilangkan. Bagaimanapun Gama dan Saka itu saudara, tidak seharusnya mereka saling menyakiti.

Menghembuskan napas kasar, Malika menerobos secara paksa pintu kamar mandi yang sedari tadi tertutup. Masa bodoh jika di sana Gama sedang bertelanjang, ia sudah tidak bisa menahan mulutnya untuk tetap diam.

"Gama," panggil Malika pelan.

Di sana, Gama hanya diam. Tenang saja, Gama masih memakai lengkap pakaiannya. Hanya saja sudah berubah menjadi basah kuyup akibat terkena air shower. Cowok itu memilih meredam emosinya.

"Fuck off."

"Mau sampai kapan kamu mau begitu?" tanya Malika. Ia menghampiri Gama perlahan-lahan. Rasa takut yang menghantui sejak tadi ia singkirkan dulu. Jika hanya saling diam masalah tidak akan selesai, bukan?

"Aku ngerti kamu marah, tapi-"

Gama berbalik. Menatap Malika seperti seorang iblis. Mata elang cowok itu seperti melumpuhkan keberanian lawannya dalam sekejap.

"Gue nggak pengen diganggu."

"Aku cuma nggak pengen kita marahan cuma gara-gara ini, terus berakhir seperti kemarin."

"Lo tau kenapa gue marah?"

Malika memejamkan mata. "Aku tau kamu sensitif, tapi tolong untuk kali ini jangan pake kekerasan."

Gama meninju dinding kamar mandi. Menciptakan bunyi dentuman yang cukup keras terdengar. Aksi itu menunjukkan usaha Gama agar tidak meledak sekarang juga.

"Lo bilang nggak perlu pake kekerasan?" tanya Gama. Cowok itu terkekeh pelan.

"TERUS KENAPA LO DIEM AJA WAKTU DIA PELUK LO BEGO!!"

Setelah itu, Gama berjalan mendekat. Tidak peduli pada baju basahnya yang berceceran air, membuat lantai kamar mandi ikut menjadi basah.

"Kamu salah, Gam."

Malika tersentak kala dengan cepatnya Gama menarik rambut cewek itu. Ia meringis, sepertinya memang Gama tidak bisa diajak berbicara saat sedang emosi.

Jenggutan itu masih berlanjut, Gama menyeret Malika ke bathub lalu dengan tidak berperasaan menceburkan kepala Malika ke sana. Bathub itu penuh dengan air, tentu membuat Malika harus menahan napas hingga akhirnya terbatuk-batuk. Saat di rasa Malika sudah tidak kuat, Gama menarik keluar kepala cewek itu.

"Gue nggak salah bangsat!" bentak Gama. Ia menarik kepala Malika hingga mendongak.

"Gue cuma bela pacar gue yang bodoh! Pacar gue yang selalu diem kalo dibentak orang lain tapi selalu ngelawan kalo sama gue!"

Really BadboyOn viuen les histories. Descobreix ara