RBB | 38

2.3K 177 31
                                    

Dahinya mengerut ketika merasakan cahaya silau yang menyorot

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dahinya mengerut ketika merasakan cahaya silau yang menyorot. Kupingnya tiba-tiba berdengung. Perlahan, mata indah itu terbuka. Berkedip-kedip menyesuaikan diri sebelum kesadarannya mulai pulih.

Kedua alis Malika sedikit menukik kecil. Dia pegang sisi kepalanya, terasa sedikit pusing. Kemudian mata Malika beralih pada sekitaran, hanya gelap dan sepi.

Dimana dia sekarang?

Malika memperhatikan dirinya. Duduk di jok mobil bagian pengemudi dengan seatbelt yang masih terpasang rapih. Sejenak dia merasakan sakit di sekujur tubuh. Membuat Malika mendesis kecil. Namun sebisa mungkin Malika abaikan. Dia segera melepas seatbelt dari tubuhnya.

Sejak kapan dia duduk di dalam mobil yang mengeluarkan asap ini? Buru-buru gadis itu keluar. Meskipun sedikit kesusahan, sebab tubuh Malika begitu lemas juga nyeri dibeberapa bagian.

Malika memperhatikan mobil itu. Bagian depannya penyok lumayan parah. Lalu asap terus keluar mengepul dari kap mobil tersebut. Dia mendesis ngilu. Apakah Malika baru saja kecelakaan?

Namun sorot lampu mobil lain yang menyorot pada Malika mengambil alih atensi gadis itu. Membuat Malika menutup matanya dengan satu tangan untuk menghalau silau.

Samar, dia memperhatikan dari celah jari. Di sana keluar seseorang dari mobil. Wajahnya tidak terlihat sebab gelap yang menyelimuti. Malika hanya dapat melihat bagaimana bentuk tubuh orang itu. Dengan postur tubuh tinggi dan tegap, Malika menyimpulkan bahwa sosok tersebut adalah seorang laki-laki. Sosok itu berjalan sangat pelan menuju Malika.

"Gama?" cicit Malika.

Malika menatap lekat tubuh cowok yang berdiri di antara lebatnya kabut. Entah mengapa, ketika melihat postur tubuh itu, Malika secara spontan menyebut Gama. Ditambah rambut cowok itu sedikit gondrong, sama persis seperti rambut Gama.

Gadis itu melihat ke sekitar. Entah dimana Malika kini berada, dia tidak tahu. Yang Malika lihat di sekeliling adalah kabut yang lebat. Langit pun gelap, meskipun ia menampilkan bulan purnama yang sempurna. Sangat indah meskipun terasa seram. Angin berhembus ke sana ke mari, membawa rambut Malika ikut terbang mengambang.

Gadis itu melihat ke bawah tatkala dia merasakan menginjak sesuatu yang basah. Tunggu, kenapa Malika baru menyadari bahwa dia tidak memakai alas kaki sama sekali?

Pandangan gadis itu mengitar. Malika menebak dirinya sedang berada di tengah-tengah jembatan. Terlihat dari tiang-tiang besar yang ada di sisi kanan dan kiri jembatan ini. Juga mobil yang sebelumnya Malika tempati yang menabrak pagar penjaga jembatan. Lalu, telinga gadis itu mendengar seperti suara arus air. Apakah di bawah jembatan ini ada sungai?

Fokus Malika teralihkan setelah mendengar derap langkah yang mendekat. Sosok tubuh tinggi itu rupanya berupaya mengikis jarak mereka.

Bukannya maju, Malika justru mundur beberapa langkah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Really BadboyWhere stories live. Discover now