RBB | 29

2K 104 11
                                    

"Sumpah! Gue benci matematika!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sumpah! Gue benci matematika!!"

Teriakan salah seorang murid itu menjadi perwakilan bagi murid kelas 11 IPA 2 saat ini. Mereka semua keluar dari ruang kelas dengan penampilan acak-acakan dan wajah lesu.

Semua ini bermula ketika guru mata pelajaran paling keramat itu tiba-tiba datang satu jam pelajaran sebelum istirahat dan bilang jika mereka akan melaksanakan ulangan harian. Sangat mendadak! Banyak murid yang protes karena tidak terima, tetapi apalah daya karena guru matematika itu sangat keras kepala.

Bayangkan, hanya dalam empat puluh menit harus bisa menyelesaikan 30 soal matematika yang rumitnya minta ampun!

Kalau kata Ocha, mampus gue!

Meskipun cewek itu terbilang cukup santai karena kepintarannya, tetap saja ini terlalu mendadak. Waktu yang diberikan pun terasa sangat sedikit. Dalam hati, Ocha mengutuk guru keramat tersebut!

"Gue udah nyerah soal nilai gue berapa nanti. Sekarang gue cuma mau ke kantin, gue laper!" seru Malika.

Gadis itu baru selesai merapihkan alat tulisnya, sebelum menggandeng Ocha untuk segera ke kantin. Mereka bergandengan keluar dari kelas yang terasa suram dan tak memiliki harapan tersebut.

Menuruni setiap anak tangga lalu belok dan melewati lorong yang cukup panjang agar bisa ke kantin. Setiap berpapasan dengan orang yang di kenal, mereka otomatis saling menyapa dan berbicara sebentar.

Lalu tibalah mereka di sini, tempat seluruh murid SMA Manggala ketika istirahat. Kantin mereka dapat dikatakan luas, makanan dan minuman yang tersedia pun beragam. Namun, tentu saja saat jam istirahat tempat ini akan selalu ramai padat. Meja-meja juga hampir seluruhnya sudah di tempati.

"Nah, di ujung situ aja. Yuk!" Ocha menunjuk meja kosong yang terletak di pojok ruangan, lantas menarik lengan Malika yang sedari tadi dia genggam. Mereka berjalan ke sana dan duduk setelahnya.

"Akhirnya! Gue laper banget deh kayaknya, sampe tangan gue geter gini."

Ocha mengangkat kedua tangannya dan menunjukkan kepada Malika. Sementara Malika hanya tertawa sebagai respon. Gadis itu pun merasakan hal sama karena Malika sama sekali belum sarapan dari pagi. Lalu ditambah harus memutar otak untuk mengerjakan ulangan matematika. Kacau!

"Pesen apa? Biar gue yang jalan," kata Ocha.

Malika melihat-lihat kepada penjual di sana. Mata gadis itu menelusuri dari ujung yang satu hingga ke ujung lainnya. Kemudian tampak berpikir.

"Mending beli soto atau bakso?" tanya Malika.

"Bakso!" jawab Ocha cepat. Gadis itu pun segera melenggang pergi untuk memesan. Meninggalkan Malika yang akhirnya memilih untuk membuka ponsel.

Malika memilih untuk membuka salah satu aplikasi berwarna ungu. Langsung membuka pada bagian pencarian dan menonton beberapa video. Perutnya kembali berbunyi ketika melihat makanan berbentuk bulat dengan ukuran sedang dan berwarna cokelat di dalam video tersebut. Kalau tidak salah, namanya cromboloni. Malika lantas mengirim video itu kepada Aldian dan langsung dibalas, "Nanti pas pulang Kakak beliin."

Really BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang