RBB | 10

3K 125 7
                                    

Sudah gerah, antrean yang panjang, dan para manusia yang tidak bisa diam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah gerah, antrean yang panjang, dan para manusia yang tidak bisa diam. Lengkap sudah derita Malika. Niatnya hanya ingin membeli es teh yang menyegarkan di siang bolong, tapi malah terjebak di kerumunan yang pengap.

Malika menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari celah agar ia bisa menyalip. Ia menghela napas kasar saat tidak menemukan apa yang dicari. "Balik ke kelas aja, Cha."

Ocha menggeleng kuat. Walau panas terik angin badai sekalipun, Ocha rela demi mendapatkan es teajus kesayangannya.

"Nggak usah deh, tanggung."

"Ini panas banget, engap lagi."

"Tanggung, Ka. Bentar lagi. Tuh liat!" Ocha mulai menghitung dari barisan terdepan. Ia mengerutkan kening saat mengira hitungannya salah, lalu kembali menghitung dari awal.

"Dua belas! Gue yang ketiga belas, lo yang keempat belas," ucap Ocha enteng.

"Ochaaa, kalo cuma dua, tiga orang lagi gue sanggup tungguin. Ini dua belas, mending gue balik ke kelas terus tidur. Ada hikmahnya," kesal Malika. Dia mengelap keringat yang mulai mengucur di dahi. Untung saja hari ini dia menguncir rambutnya tinggi, jika tidak Malika tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya.

"Ya elah, lo aja sabar ngadepin Gama yang bangsatnya sampai ke ujung nadi, masa tinggal ngantri teajus doang nggak sabar."

Hening. Malika tidak bisa menjawab. Itu kebenaran yang sulit diterima. Mau sampai kapanpun ia menolak, kenyataannya memang Malika terlalu sabar menghadapi sikap Gama. Ya, anggap saja dia bodoh.

Namun dibalik itu semua, ada kebahagian yang tidak bisa orang rasakan. Mungkin, mereka menilai jika berpacaran Gama hanya mempersulit dan menyakiti diri, padahal terlepas dari itu semua, ada sesuatu yang istimewa bagi Malika. Dari senyuman yang jarang Gama tunjukkan, ekspresi lucu saat cowok itu baru bangun tidur, manjanya seorang Gama yang tidak pernah terlihat, dan bonusnya kalian akan mendapat cipratan dari kekayaan Gama.

Malika menggelengkan kepala saat tiba-tiba seseorang mendorong tubuhnya. Ia menoleh ke belakang, ah antreannya sudah berkurang.

"Lo kebanyakan ngelamun. Nih liat, gue udah dapet," ledek Ocha menjulurkan lidah.

Malika menatap dengan wajah sedikit kesal, tidak apa-apa, kini gilirannya untuk mendapat minuman segar itu. Namun baru maju selangkah, tiba-tiba saja ada yang menarik kunci rambut Malika, sehingga rambutnya tergerai berantakan.

"Cakepan kayak gini."

Gama, cowok itu yang menarik kuncir rambut Malika. Setelah melakukan aksinya, ia mengambil es teajus yang seharusnya untuk Malika. Dia berbalik lalu mengedipkan satu mata pada gadis itu.

"Bilang apa? Makasih," kata Gama lalu melenggang pergi meninggalkan Malika yang diam di tempat.

Banyak pasang mata yang melihat kejadian itu. Terutama Ocha, gadis itu sudah siap meledakkan sumpah serapah pada Malika karena dengan bodohnya malah diam mematung.

Really BadboyWhere stories live. Discover now