Tujuh lima: Berlayar

7 1 0
                                    

"Mau ngapain sih lo kesini? Gara-gara lo gue jadi harus ngambil cuti lagi."

Aku mengamuk tatkala sesosok makhluk barbar pagi-pagi sekali sudah muncul bertandang tanpa diundang.

" 'Pacarnya' dateng kok lo ngomel-ngomel, sih? Bukannya disambut."

"Lo sambut diri lo sendiri aja lah, toh dari dulu lo selalu nganggep kalo rumah gue rumah lo juga. Gak perlu disambut-sambut segala, rempong, lo bukan presiden."

"Lo tau apa tujuan gua dateng kesini?" tanyanya tiba-tiba.

"Gangguin gue?" Aku menebak.

Rifai melangkah mendekat seraya mengangkat telapak tangannya seolah meminta sesuatu.

"Hadiah."

"Apa?" kernyitku.

"Katanya lo mau ngasih gua hadiah."

Berdecak aku mengetahui bahwa ternyata hadiahlah tujuan cowok itu menyambangi kediaman ku.

"Inget aja lo."

"Iyalah gua inget," sewotnya. "Lo pikir gua udah pikun? Mana sini hadiahnya."

"Nagih-nagih mulu lo seolah gue punya hutang."

"Iyalah, yang namanya janji tuh hutang. Harus ditagih."

"Males banget gue pacaran sama dia berasa pacaran sama rentenir."

"Oh, jadi lo nyesel udah milih gua?"

Rupanya makhluk itu mendengar gumaman ku.

"Nyesel senyesel-nyeselnya!" jeplakku lantang.

"Yahhh ... sayang banget, padahal tadinya gua punya rencana pengen ngajakin lo liburan."

"Li-liburan?" Aku membeo. Menunjukkan raut tertarik.

"Yup, liburan, naik kapal pesiar."

"Hah? Ka-kapal pesiar???" terbelalak takjub aku mendengar bahwa cowok itu ternyata berencana untuk mengajakku berlibur naik kapal. "Se-serius lo ngajakin gue liburan naik kapal pesiar?"

"Iyalah gua serius."

"Woahhh ... gue belum pernah tuh naik kapal pesiar."

"Katro sih lo."

"Enak aja!" semburku tak terima.

"Ya udahlah, toh ntar lo bakal ngalamin gimana rasanya berlayar."

"Pede banget sih, gue belum tentu ikut kali," sinisku.

"Ya harus ikut lah," paksanya.

"Gue kan kerja, Fai." Aku memberi alasan logis.

"Ya cuti aja lah, ribet amat," sahutnya enteng betul.

"Gue kerja tuh aturan lo dukung kali bukan malah nyuruh gue cuti mulu. Gue kan punya tanggung jawab besar, lo malah ngegampangin, bilang 'tinggal cuti aja', bagi gue kerjaan gue itu penting. Penting banget."

"PSYCHOPLAK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang