Empat empat: Memori

3 1 0
                                    

"Congratulations! This is just the beginning. You are a star in the making. Shine on!"


(Selamat! Ini baru awalnya. Kamu akan meraih lebih banyak kesuksesan nantinya. Bersinar terus!)

"Thank you very much." Dihiasi senyuman gembira, aku menyambut uluran tangan seorang wanita paruh baya yang menjadi salah satu juri kompetisi memasak di Singapura, tempatku menetap saat ini.

"You are an achiever. You have made us all proud. Keep up the good work."

(Kamu seorang yang berprestasi. Kamu telah membuat kami semua bangga. Terus bekerja dengan baik)

"Ow, thank you, Sir. You are also very meritorious." Kini yang berjabat tangan denganku adalah seorang lelaki paruh baya berusia lima puluh dua tahun dengan stelan jas rapi yang tersenyum bangga padaku, beliau lah seorang chef, bos, sekaligus guru yang selalu membimbingku selama menemba ilmu di kota ini.

Mr. Smith, namanya.

"It must be a very proud moment for you. All of the hard work you have put in has paid off. Your reward lies ahead. Have a successful future."

(Ini pasti saat yang sangat membanggakan untuk kamu. Semua kerja keras terbayar sudah. Memiliki masa depan yang sukses)

"Thank you again, Sir." Tak lelah, aku membentangkan senyuman bahagia sekaligus terharu karena mendapat berbagai ucapan selamat atas kerja kerasku selama ini.

"The journey of life brings both challenges and chances. May you carry your spirit to snatch the chances and beat the challenges. May you live a proud life."

(Perjalanan hidup pasti membawa tantangan dan banyak kesempatan. Semoga semangatmu selalu tinggi supaya bisa meraih lebih banyak lagi kesempatan. Semoga kamu hidup dengan bangga)

Aku mengangguk hormat pada bosku, sosok laki-laki yang sangat berjasa dalam hidupku.

"Zura, wow! Congrats, babe!"

Seorang cewek berperawakan ramping dengan potongan rambut layer pendek lurus itu langsung menerjangku dengan sebuah pelukan erat.

Bernama lengkap Joanna Wong. Cewek asli Singapura yang ku kenal saat pertama kali tiba disini.

Sejak menetap di kota ini, aku paling akrab dengannya. Kami bahkan sudah menjadi sahabat baik yang begitu dekat.

"Thanks, Joanna!" Aku balas memeluk erat sahabatku kemudian berbisik. "I'm really happy!"

"If i am in your position, i am also happy!"

Kami berdua tergelak bersamaan.

Sebenarnya, hari ini aku terpilih untuk mengikuti ajang memasak bergengsi yaitu Competition Food Hotel Asia, dan berhasil membawa pulang Bronze Medal.

Di kompetisi sebelumnya, aku berhasil memenangkan gelar juara dengan membawa hadiah berupa Silver Plate serta sejumlah uang. Aku bahkan berhasil mendapat gelar Young Chef Award setelah memenangkan kompetisi memasak di Culinary Magic.

Sungguh tidak menyangka, hidupku bisa sesukses ini di tengah-tengah patah hatiku ditinggal pergi 'seseorang'.

Semua penghargaan ini akan ku persembahkan untuk kedua orangtuaku yang tak pernah lelah berdo'a serta mendukungku untuk terus maju. Ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa dalam hidupku.

"PSYCHOPLAK"Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu