35. Basket Sore Hari

111 18 4
                                    

Seumur hidup, rasanya baru kali ini Thera tak mau menginjakkan kaki ke sekolah semenjak kejadian pada Sabtu malam lalu, saat Genta terang-terangan mengungkapkan perasaannya di hadapan puluhan anggota Batavia dan juga senior HITG. Bisa bayangkan betapa mengerikannya malam itu?

Rintik suara hujan bahkan kalah dengan sorakan serta siulan yang Batavia layangkan untuk dia dan Genta. Pipi Thera memerah dan panas seperti kepiting rebus. Begitu Genta mengatakan hal itu, dia langsung bersembunyi di balik punggung Melody karena terlampau malu.

Di sisi lain, saat anggota Batavia mendengar apa kata Genta, mereka kompak mendekat ke mobil untuk memastikan apa yang sedang terjadi. Setelah itu, semua pun tahu apa yang terjadi, sorakan kata cie saling bersahutan selayaknya burung berkiau. Panthera benar-benar tak tahu mau di mana lagi dia menaruh muka.

Kini saat pergi ke sekolah, Thera bahkan memakai jaket hitam tebal, berkacamata, dengan rambut terurai bebas untuk menutupi wajah. Rambutnya yang selalu diikat indah itu ia relakan menjadi acak-acakan agar orang lain tak menyadari bila ini adalah dirinya. Lagi pula Thera yakin seratus persen, berita tentang Genta yang menyukainya pasti telah tersebar luas selayaknya api di padang rumput. Belum lagi ada beberapa anggota Batavia yang mengambil videonya yang malu saat Genta menyatakan perasaan. Mimpi buruk! Ternyata begini perasaan Melody saat dijodoh-jodohkan dengan Jeje.

"Ngapain, Neng?" Bagas Sandi Firmansyah, sang kawan sekelas sekaligus anggota Batavia dengan mudahnya menangkap basah Thera yang sedang bersembunyi dari semua orang.

"Setan, minggir lo dari gue!" Thera yang terkejut pun mendorong Bagas agar menjauh.

"Siap, Neng, gue bakal pergi. Takut tiba-tiba digebukin Genta dari belakang kalau tau gue lagi jalan sama cewek yang dia suka," goda Bagas tanpa ampun, dia bahkan tertawa-tawa seakan tak punya dosa. Sejenak sebelum ia meninggalkan Thera yang kesal, dia berkata, "BTW, buat apa sih pake jaket sama kacamata, Ther? Gak ada gunanya juga, tetap ketahuan. Mirip kayak gajah yang sembunyi di balik batang tebu." Usai mengatakan itu ia berlari sambil tertawa keras. Bagas kurang ajar!

Namun, di sela-sela lari, Bagas kembali mengatakan sesuatu. "Ther, cek instastory Batavia deh, ada siapa di sana."

Jelas Thera mendelik. Buru-buru ia membuka akun tersebut dengan hati berdebar kencang. Terakhir kali Melody masuk akun itu, dia berakhir tragis dengan dijodohkan oleh seluruh warga sekolah. Apakah kini Thera akan mengalami hal yang sama?

Benar saja, video saat dirinya berada di balik punggung Melody disebar luaskan melalui akun sosial media tersebut, belum lagi caption yang ditambahkan membuat huru-hara makin panas. Caption tersebut berbunyi, "percaya gak lo kalau Genta lagi confess ke Thera?". Lalu beralih pada video berikutnya yang menampakkan Kayena, Kala, Ghea, dan Melody yang juga ikut menyorakinya dari dalam mobil, sedangkan Gitaya terlihat tersenyum canggung. Caption selanjutnya pun bertuliskan sebuah kalimat, "Duo panther ini ada aja gebrakannya. Di depan ketua HITG lagi. Bisa-bisa masuk majalah lo berdua!" dan masih banyak foto yang mereka bagikan.

Foto dan video tersebut baru dibagikan semalam, lewat sehari sejak pengungkapan perasaan Genta padanya. Entah sengaja atau tidak, yang pasti Thera baru sadar jika DM Instagramnya dipenuhi oleh pesan beberapa orang yang dia kenal atau tidak. Paling mencolok adalah akun milik Monalisa Yolanda yang berada di paling atas dengan lebih dari 170 pesan yang dikirimkan, di bawahnya ada Shella Mariska yang tak kalah brutal dalam mengirim pesan. Jika berpindah pada aplikasi pengirim pesan berwarna hijau, Helena Bellzatta si kawan sekelas yang juga membombardirnya dengan ratusan pesan pula. Apa yang akan terjadi dengan hidup Thera sekarang?

Saat sedang berdiri dengan rasa bingung di dekat gerbang masuk, seseorang secara tiba-tiba menepuk bahu Thera dari belakang. Dengan perasaan ragu, ia menoleh perlahan-lahan. Didapati sang ketua keputrian sekolah, siapa lagi jika bukan Monalisa Yolanda. Di belakangnya ada Shella Mariska yang menatap tajam dengan mata imut tersebut, sangat mengerikan.

Hundred MilesWhere stories live. Discover now