3. Jenardian Itu Berkepribadian Ganda

158 22 0
                                    

Semua teman sekelas Melody itu sangat berisik, apalagi gadis dengan kulit seputih susu dengan nama Helena Bellzatta. Sudah badannya sangat tinggi, suaranya berisik, jika berjalan tak bisa tenang, benar-benar paket kombo kematian untuk Kamelia Melody.

Baru saja Helena berteriak kencang di tengah-tengah senyapnya kelas. Hal ini membuat para murid jadi kesal, Melody juga. Kelas 12 IPA 1 sedang tidak ada guru yang mengajar alias jamkos. Di siang hari seperti ini, anak-anak kelas lebih memilih untuk tidur daripada bermain, walaupun masih ada beberapa yang memilih untuk bergosip atau sekadar bermain ponsel.

Helena adalah salah satu anak yang memilih untuk bermain ponsel daripada tidur. Gadis itu sibuk menonton live Instagram di akun Batavia, katanya ingin mencoba peruntungan, siapa tahu Genta tiba-tiba muncul di live tersebut sehingga Helena bisa puas memandangi wajah si laki-laki pujaan. Dan benar saja, Genta muncul di video tersebut yang mana membuat Helena berteriak senang. Laki-laki itu telah melepas seragam sekolahnya dan hanya memakai kaus putih polos. Kata Helena, wajah Genta jadi berkali-kali lipat lebih tampan jika memakai kaus saja.

Jangan tanyakan alasan mengapa Genta tidak berada di sekolah padahal hari masih siang, itu karena ketua mereka telah bernegosiasi dengan kepala sekolah agar anak-anak Batavia dapat diizinkan sekolah sampai setengah hari saja, dikarenakan mereka hendak melakukan rapat besar untuk menumpas pembegal payudara yang meneror warga sekolah.

Saat Melody sedang asik mendengarkan musik melalui earphone bluetooth-nya, pintu kelas tiba-tiba dibuka dari luar dengan sangat kencang, membuat anak-anak yang tidur terlonjak kaget. Belum lagi suara si pelaku yang memekakkan telinga.

"Hey, Bagas Sandiaga Uno, where are you?" Itu suara Jeje, dialah pelaku yang membuat seluruh anak terkena serangan jantung. Mata laki-laki itu mengedar ke seluruh penjuru kelas untuk mencari kawan satu gengnya. Jangan mengira bila nama lengkap sosok bernama Bagas itu benar-benar Sandiaga Uno, Jeje hanya bercanda. "Woi IPA 1, Bagas mana?" Dia bertanya pada semua anak di kelas.

Melody mengamati wajah sosok yang tengah berdiri di depan pintu kelas tersebut. Laki-laki yang kemeja sekolahnya telah hilang entah kemana, digantikan oleh kaos hitam bergambar logo Batavia pada dada kiri.

Jenardian menunjukkan sisi kepemimpinannya hari ini di depan seluruh murid sekolah. Sosok yang biasa dikenal karena kurang serius, suka membanyol, dan hobi membuat guru pusing itu terlihat sangat menarik dan berwibawa karena sikapnya pagi tadi.

Hari ini bukanlah hari Senin, tetapi terdapat sebuah pengumuman yang disiarkan melalui pengeras suara bahwa semua murid diperintahkan untuk turun ke lapangan. Di sana Melody melihat Jenardian Wahyu Djatmiko tengah berdiri sambil memegang sebuah microphone di atas panggung yang terbuat dari tumpukan meja kelas. Semua orang bertanya-tanya ada apa gerangan. Beberapa bahkan mengira bila Batavia sedang perekrutan anggota baru padahal tahun ajaran belum berganti. Semua pikiran-pikiran konyol itu terbantahkan ketika Jeje membuka suara.

"Selamat pagi teman-teman SMA Surya Bangsa semua!"

Semua orang membalas sapaan laki-laki itu dengan kompak.

"Pagi ini gue kumpulin kalian di lapangan sudah atas izin pak kepala sekolah, jadi jangan takut ketinggalan pelajaran, gue cuma minta waktunya sebentar kok." Dia memulai dengan sebuah pernyataan. "Sekitar dua hari lalu, gue dapat berita yang nggak menyenangkan dari salah satu alumni kita yang kebetulan anggota Batavia. Namanya bang Farros, mungkin sebagian dari kalian ada yang kenal atau sekadar tahu nama. Jadi, beritanya adalah ada beberapa anak di sekolah yang kena pelecehan seksual dari orang yang nggak dikenal, dia ini begal payudara. Setelah crosscheck sama Yola si ketua keputrian dan melihat korban secara langsung pakai mata gue, ternyata berita itu benar adanya. Beberapa anak perempuan dipegang—maaf—bagian dadanya ketika lagi nunggu jemputan di depan gerbang sekolah."

Hundred MilesWhere stories live. Discover now