Chapter 24 : Ala harus berhenti atau lanjut?

46 2 0
                                    

Jangan lupa divote, enjoy the story ~

----

Semakin hari, Ala dan Ella rasanya semakin menjauh. Bukan tanpa alasan Ala menjauhi kekasihnya itu, dia memilih untuk menjauh karena ia masih merasa sakit hati pada Ella.

Namun sayangnya, beberapa hari lalu ia juga menyaksikan pemandangan yang sangat menggores hatinya. Saat itu Ala melihat Ella dan Cakra tengah berpelukan dengan mesra di taman dekat rumahnya Ala. Ala yang saat itu ingin berjalan-jalan disekitar perumahannya seketika memilih untuk pulang saja.

Apakah disini kehadirannya masih dianggap? Atau justru hanya dianggap sebagai angin lalu? Entahlah, banyak pertanyaan yang selalu bermunculan dibenak Ala namun ia tak bisa menemukan jawab dari pertanyaan-pertanyaan itu.

Jadi menurutnya lebih baik ia menjaga jarak saja dengan Ella, Ala sudah sadar diri jika disini ia telah kalah telak. Ala tak bisa bersaing dengan seorang laki-laki, Ala tahu pasti ia akan kalah. Sebab didunia ini sudah pasti perempuan akan menikah dengan laki-laki bukan perempuan.

----

"Kak, aku harus berhenti disini atau lanjut ya?" tanya Ala pada Rini dengan mata yang berkaca-kaca. Ia rasanya sudah tak sanggup menahan rasa sakit dihatinya itu. Rasanya Ala seperti dibunuh secara perlahan-lahan.

"Coba Ala bicarain baik-baik dulu, masa Ala mau berhenti disini? Kalian udah lumayan lama loh pacaran," usul Rini seraya menenangkan Ala. Ia tahu pasti pikiran Ala sedang sangat kacau karena masalah yang datang pada hubungannya dengan Ella.

"Ala capek kak, udah berhari-hari aku tunggu Ella buat jelasin semuanya ke aku. Tapi apa? Sama sekali ga ada bahkan dia bersikap seolah ga terjadi apa-apa. Semua perjuangan Ala selama ini itu ga berarti ya kak buat dia?" tanya Ala dengan menunduk. Tak lama terdengar suara isakan kecil dari Ala, ya Ala kembali menangis. Siapa yang tidak merasa sakit hati jika diposisi Ala? Ia sedang dihadapkan dengan kebimbangan, antara ia harus meneruskan hubungannya dengan Ella atau justru ia harus menamatkan ceritanya.

"Ala, jangan nangis. Kakak tahu Ala pasti bisa selesaiin masalah ini, Ala yang kuat ya? Jangan nyerah dulu, pasti ada jalan keluar yang terbaik kok," ucap Rini sembari memeluk hangat tubuh Ala yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri. Ia benar-benar tak mampu melihat Ala sebegitu sedihnya, ia selalu berusaha agar bisa membuat Ala bahagia. Namun sepertinya Ella tak mampu untuk membahagiakan Ala. Ia harus membicarakan ini semua dengan Ella.

Rini merasa sangat kecewa dengan Ella. Rasanya seperti Ella telah mengkhianati kepercayaan yang telah ia berikan pada Ella untuk membahagiakan Ala-nya.

"Udah jangan nangis lagi, ayo kakak traktir ice cream aja," ajak Rini agar Ala tak sedih lagi. Satu-satunya cara agar Ala tidak sedih lagi, yaitu dengan memberikannya ice cream dengan varian favorite-nya, cookies and cream ~

"Ala lagi ga pengen, tapi karena kakak yang mau traktir. Ayo Ala mau," ucap Ala dengan lesu.

----

Saat Ala hendak membuka pintu toko ice cream, seketika ia mematung. Ia kembali menyaksikan pemandangan yang begitu menyakitkan.

Terlihat didalam toko ice cream itu, ada Ella dan Cakra yang tengah asyik saling menyuapi ice cream pada satu sama lain.

Ala yang melihat hal itu sontak sudah tidak selera untuk memakan dessert favorite-nya itu lagi. Akhirnya ia memilih untuk berpamitan pulang saja pada Rini. Rinj awalnya heran tumben sekali Ala berbalik pergi ketika diajak pergi ke toko ice cream. Namun ketika ia melihat ke arah dalam toko ternyata ia menemukan alasan Ala berpamitan untuk pulang duluan.

Rini yang melihat hal itu seketika langsung marah, ia ingin menghampiri dua sejoli yang berbeda gender itu namun sayangnya mamanya sudah menyuruhnya untuk pulang.

"Awas aja kamu La, aku bener-bener kecewa sama kamu," ujar Rini dalam hati dengan raut wajah yang menampilkan ekspresi kecewa. Ia rasanya ingin sekali menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, yang membuat hubungan Ella dan Ala seperti ini.

Tapi sepertinya ia tak perlu menggali informasi terlalu dalam, Rini cukup mendengarkan saja curhatan dari Ala. Akhirnya Rini memilih untuk pulang. Saking emosinya, ia sampai mengendarai mobilnya dengan cukup kencang. Syukurnya jalanan saat itu sedang sepi sehingga ia bebas kebut-kebutan disana.

----

Okey ini aku kasi chapter baru lagi deh, itung-itung buat tebusan karna kemarin ga up hehehehe. Semoga kalian suka sama chapter ini, maaf jika kurang memuaskan. Jika kalian punya saran dan kritik, bisa langsung ketik dikolom komentar yaa. Aku akan menerima itu semua dengan senang hati, saran dan kritik kalian sangat berharga untuk aku. Karena dari saran dan kritik kalian, aku bisa belajar untuk memperbaiki kesalahan aku dalam menulis cerita ini. Segini saja untuk chapter kali ini, enjoy the story semua ~ Sampai jumpa lagi dichapter selanjutnya!

-JeejynAruna, 26 September 2023.

Sorai (End)Where stories live. Discover now