Part 2

560 116 33
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

Dengan sedikit tergesa karena merasa terlambat, Xander mulai memasuki restoran. Tapi baru satu langkah ia masuk, tubuhnya langsung berdiri terpaku melihat orang yang telah membuat janji dengannya untuk bertemu tidak datang sendiri. Melainkan bersama orang lain yang membuat meja mereka terlihat bahagia dan bersinar, satu-satunya meja yang memancarkan aura itu disini.

Xander mengembangkan senyum kecil, dan mulai mendekat dengan langkah gontai. Mencoba untuk bersikap kesal.

"Jadi kau menyuruh ku kesini hanya untuk pamer kemesraan?"

Dua orang yang didekati Xander mulai menoleh, dan si wanita yang memiliki senyum paling memikat di dunia mulai memekik senang.

"Uncle Xaxa..."

Xander tidak bisa berakting kesal dengan wanita satu ini. Dengan satu langkah ia pun mulai mendekat dan menggendong si wanita yang memekik senang.

"Haloo beauty...." Sapa Xander hanya untuk mendapat banyak ciuman disekitar wajahnya.

Elias tertawa senang melihat pemandangan tersebut. Apalagi ketika sahabatnya Xander membawa wanita kesayangannya duduk diatas pangkuannya.

"Aku lihat kau baik-baik saja." Ujar Elias meneliti wajah Xander, yang menurutnya sedikit lebih kurus namun tetap terlihat tegap.

Pria itu tersenyum penuh pesona kala si wanita yang dipanggilnya beauty menyuapkan beberapa cupcake padanya.

"Enak bukan cupcakenya, uncle."

Xander mengangguk, menyetujui.

"Dimana mama mu?"

"Sedang berbenah di rumah."

"Kau tidak membantunya?"

Dengan menggemaskan beauty pun menggeleng, "Aku ingin bertemu dengan uncle."

"Sejak pagi dia sudah merengek ingin bertemu denganmu." Seru Elias memanggil pelayan untuk menambah pesanan mereka.

"Jadi sekarang kau sudah bisa membedakan ku dengan uncle Vava?"

Viona Jesamine Jourdain pun mengangguk dengan malu-malu dan mulai menyuapi Xander lagi. Ia adalah anak pertama pasangan Mary dan Elias.

Setelah bertunangan beberapa tahun yang lalu, tujuh bulan berikutnya mereka menikah karena Mary kedapatan hamil. Pernikahan yang cukup meriah meski dimajukan karena keadaan. Dan Viona pun lahir.

Dua tahun setelahnya Elias harus dipindahkan ke Denver, ia pun pergi membawa istri dan anaknya, serta untuk pertama kalinya harus terpecah dengan Xander. Keadaan Red Blood saat itu mengharuskan Elias pergi ke Main Teach, tapi sekarang pria itu kembali lagi ke Austin. Dan mungkin akan menetap disini selama beberapa tahun ke depan. Karena Mary sedang hamil anak kedua saat ini.

Xander senang sekali melihat keluarga kecil mereka. Karena itu ia cukup bersemangat ketika Elias menghubunginya tadi dan memintanya bertemu. Ini bukan pertemuan pertama mereka, bahkan Xander selalu menyempatkan untuk mampir tiap kali ia ke Denver dan mulai akrab dengan Viona.

Panggilan kesayangan Vio padanya sejak dulu adalah uncle Xaxa. Karena saat kecil Vio belum lancar berbicara, akhirnya nama Xaxa lah yang terucap dilidahnya. Sedangkan uncle Vava adalah Vander, saudara kembar Xander yang juga sangat akrab dengan mereka.

Biasanya Viona sangat akrab dan manja dengan Vander, mengingat Vander lebih luwes dan ramah dibanding Xander. Tapi kali ini Viona mau dipangku Xander bahkan menyuapinya.

DIVERGENTOù les histoires vivent. Découvrez maintenant