Guest

671 123 22
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

🖤❤️🖤

Suara mobil yang memasuki pekarangan membuat Fallon bergegas masuk ke dalam kamar. Ia kenal suara ini, mobil Arash dan Ares. Kedua kakaknya itu memang sering keluar akhir-akhir ini, kata Angela mereka sudah menemukan orang yang tepat untuk diajak bekerja sama. Karena itu mereka jarang di rumah, dan hal itu Fallon manfaatkan untuk berjalan-jalan disekitar sana.

Perut Fallon masih terlihat datar meski kandungannya kini sudah memasuki minggu ke tujuh. Ia sudah mau menerima keadaannya yang sekarang. Makan dengan lahap dan banyak istirahat. Namun Fallon masih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar. Berbaring dan membaca buku novel disana, sebisa mungkin Fallon menghindari membaca majalah, hanya untuk menjaga kewarasannya sendiri.

Arash dan Ares juga masih belum mau bicara dengannya, apalagi menemuinya. Bisa dibilang sebulan lebih ini, mereka tidak pernah bertatap muka meski mereka tinggal dalam satu rumah.

Fallon masih terlalu takut. Hal itu bisa terbukti dengan kejadian sore ini, dimana ketika Fallon mendengar mobil kakaknya datang, ia langsung bergegas masuk ke dalam kamar dan mengurung dirinya disana.

Dan semua itu tidak luput dari pengamatan Lara.

Kepergian Arson ke Amerika ternyata tidak membuahkan hasil. Marry sedang pergi berlibur bersama tunangannya, dan Arson terlalu sungkan untuk menghubunginya. Mereka kembali menemui jalan buntu tentang siapa laki-laki yang telah melecehkan adik mereka.

Disisi lain Angela juga belum berhasil membujuk Ares untuk berbaikan dengan Fallon. Tiap kali nama Fallon menjadi topik pembicaraan mereka, Ares pasti akan menegur Angela dan mulai merajuk.

Seperti itulah yang terjadi dalam keluarga Matthew selama satu bulan ini. Arash bahkan lebih parah lagi, hanya berbicara seperlunya dengan Lara. Pria itu juga jarang tidur di kamar mereka, Arash lebih suka tidur di ruang kerja, atau bahkan tidak tidur sama sekali dan lebih memilih sibuk dengan pekerjaannya.

Keadaan keluarga Matthew benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya.

"Sayang...." Suara ceria Ares dari pintu depan membuat Lara menoleh, tersenyum miris karena rumah tangganya tidak seperti rumah tangga Ares dan Angela.

"Apa?" Angela yang sedang memasak di dapur terlihat mengintip sambil membawa spatula.

"Kita akan kaya."

Senyum manis Ares yang jarang diperlihatkan itu terlihat sumringah siang itu. Ares bahkan mendekati istrinya, memeluk serta mencium kedua pipinya dengan mesra.

"Kaya apa? Ares aku sedang memasak." Protes Angela setengah kesal setengah senang.

"Sebentar lagi kita akan kaya raya." Jelas Ares semakin banyak memberikan ciumannya untuk Angela.

Saat itulah Arash datang dan Lara menatapnya penuh dengan kerinduan. Ia juga ingin diciumi seperti Angela. Tapi semua itu bisa dikalahkan dengan segaris senyum tipis di bibir Arash yang sudah lama tidak muncul.

"Sepertinya kalian sedang senang." Kata Lara.

"Akhirnya ada yang melirik software buatan kami. Dan nanti sore perwakilan dari perusahaan tersebut akan datang untuk melihat lebih jelas." Jawab Arash dan senyumnya semakin lebar saat mengatakan itu semua.

"Kita akan bekerja sama dengan MQs... Kau dengar itu sayang... MQs..." Ares terus memeluk Angela yang berusaha berontak karena kegiatan memasaknya belum selesai.

DIVERGENTWhere stories live. Discover now