PROLOG

728 110 15
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

Door.... Door....

Door....

"Belinda?"

Panggilan lembut itu membuat si pemilik nama menoleh. Melihat siapa yang berdiri dekat dengannya kini, membuat Belinda tersenyum.

"Xander?"

Pria yang baru saja dipanggil Xander oleh Belinda itu malah tertawa.

"Vander." Ujarnya mengoreksi nama dia sebenarnya.

Membuat Belinda tersenyum malu sambil menurunkan moncong pistolnya.

Vander melipat tangannya di depan dada dan melihat papan bidikan Belinda yang baru saja digunakan untuk latihan tembak.

"Sedang apa kau disini?" Tanya pria tampan itu.

"Seperti yang kau lihat, aku sedang latihan tembak."

"Setahu ku, kau bukan orang yang suka dengan olah raga menembak. Benarkan?"

"Mungkin itu aku yang dulu. Tapi sekarang, pekerjaan mengharuskan ku memiliki skill bagus dalam membidik. Jadi menembak harus menjadi keahlianku, begitu juga dengan bela diri dan semacamnya."

Vander meneliti sosok Belinda dari atas ke bawah, membuat wanita itu sedikit salah tingkah karena diperhatikan begitu seksama oleh pria paling tampan di Austin.

"Aku sudah lama tinggal di Austin, tapi baru kali ini aku melihatmu. Kecuali sebelas tahun yang lalu, saat kita masih di high school." Kata Vander.

"Ah... Kau benar. Saat itu ayah ku mendapat pekerjaan lain yang mengharuskan aku pindah sekolah dan pindah juga dari Austin. Tapi karena sekarang aku sudah dewasa, aku bisa menentukan kemana aku harus tinggal."

"Dari sekian banyak negara kau memilih kembali ke Austin?"

Belinda tertawa sangat cantik, membuat Vander tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari wajah wanita itu.

"Mau bagaimana lagi? Pekerjaan membawa ku kesini."

"Memangnya apa pekerjaan mu?"

Bukannya menjawab, Belinda malah menunjukkan jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kiri miliknya. Jam tangan yang hanya bisa dimiliki oleh anggota tertentu. Siapa lagi kalau bukan Red Blood.

"Kau anggota Red Blood?" Seru Vander tak percaya.

Belinda mengangguk bersemangat, terlihat senang karena sudah membuat Vander terkejut.

Belinda yang Vander kenal dulu adalah gadis ramah yang menjadi primadona disekolah mereka. Kakak kembarnya, Xander jatuh cinta setengah mati pada wanita ini dulu. Bahkan mungkin sampai sekarang Xander belum bisa melupakan Belinda, terbukti dengan tidak adanya status tetap seorang kekasih yang Xander punya.

Seperti yang sudah disebutkan. Belinda adalah seorang primadona sekolah, sudah pasti tingkah laku dan tutur bicaranya sangatlah sopan dan lembut. Vander tidak akan mengira jika wanita ini akan tertarik dengan hal menembak nantinya. Apalagi sampai menjadi anggota Red Blood.

Belinda adalah sosok tuan puteri yang sesungguhnya. Wanita yang harus dicintai dan dijaga.

"Sejak kapan?" Tanya Vander sedikit mendekat pada Belinda agar bisa menghirup aroma tubuh wanita itu yang terasa manis di hidungnya.

DIVERGENTWhere stories live. Discover now