Resepsi Pernikahan Ayah

55 1 0
                                    


Bima dan Dokter Nanda melangkah ke depan, langkahnya mantap, wajah mereka berbinar bahagia. Tak terasa, hari pernikahan yang dinanti-nanti kini tinggal beberapa minggu lagi. Persiapan telah dilakukan dengan cermat, mulai dari pemilihan tempat pernikahan yang indah hingga menu makanan yang lezat. Semua orang terlibat dengan penuh semangat untuk memastikan momen bahagia ini berjalan dengan sempurna.

Prosesi pernikahan berlangsung dengan megah dan penuh gemerlap. Pakaian pengantin, dekorasi, serta hidangan yang lezat membuat acara tersebut menjadi tak terlupakan. Bima dan Dokter Nanda terlihat sangat bahagia dan saling mencintai, memberikan inspirasi bagi para tamu yang hadir.

Kehadiran keluarga Bima yang lain, seperti nenek dan kakek, serta saudara-saudaranya yang dekat, menambah kesan kehangatan dalam pernikahan tersebut. Mereka semua merasa bangga melihat Bima menemukan kebahagiaan bersama Dokter Nanda, dan menyaksikan Askara dan Maya tumbuh dengan penuh cinta dari kedua orang tuanya.

Meskipun ibu Bima sangat membeci Askara, keputusan Bima untuk mengundangnya ke pernikahannya adalah tanda bahwa Bima tak ingin menyisakan dendam atau rasa tidak harmonis dalam keluarga mereka. Meskipun perasaan Bima terkadang tercampur antara cinta dan kekecewaan pada ibunya, ia tahu bahwa penting untuk memperlihatkan sikap baik dan kasih sayang.

Askara, putra Bima, tak sabar menantikan momen itu. Ia merasa bahagia karena akhirnya impian memiliki seorang ibu akan segera terwujud. Sejak kecil, Askara tumbuh tanpa seorang ibu di sisinya. Meskipun Bima telah berusaha keras menjadi seorang ayah yang baik, namun kehadiran seorang ibu pasti akan memberikan warna baru dalam kehidupannya.

Dalam setiap kesempatan, Askara terus mengamati hubungan ayahnya dengan Dokter Nanda. Ia melihat betapa harmonisnya mereka berdua, saling mendukung dan menghargai. Nanda, selain sebagai seorang dokter yang terampil dan berdedikasi, juga memiliki kepribadian yang hangat dan penyayang. Ia sangat peduli terhadap Askara dan Bima, sehingga membuat hati Askara semakin yakin bahwa Nanda adalah pilihan yang tepat sebagai ibu tirinya.

Momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Askara duduk di antara keluarga dan sahabat yang hadir dalam prosesi pernikahan Ayahnya dengan Dokter Nanda. Dalam balutan busana putih yang elegan, Dokter Nanda berjalan menuju altar dengan senyum bahagia yang memancar. Sedangkan Bima, Ayah tercinta Askara, tampak gagah dengan setelan jas hitam yang rapi.

Pernikahan Bima begitu mewah, tak lupa Bima mengundang ibunya dan seluruh keluarganya untuk datang, meskipun ibu Bima sangat membeci Askara.

Suasana di gedung pernikahan begitu haru dan penuh cinta. Lagu pengiring yang lembut mengalun memenuhi ruangan. Mata Askara berkaca-kaca saat menyaksikan Ayahnya mengucapkan janji suci kepada Dokter Nanda. Setiap kata yang diucapkan begitu tulus dan penuh makna.

Askara, yang telah dewasa, menjadi salah satu saksi pernikahan Ayahnya. Ia merasa bangga karena bisa turut serta dalam momen bersejarah tersebut. Saat Bima dan Dokter Nanda bertukar janji suci, mata Askara berkaca-kaca, merasa terharu dan bahagia karena kebahagiaan orang tua yang dicintainya.

"Saya, Bima, dengan ini mengucapkan ikrar suci untuk mencintai dan mendampingi Nanda, sebagai sah dan resmi istriku, dalam suka dan duka, dalam kesehatan dan kesakitannya, selama hidupku."

Jodoh Untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang